Jakarta, Aktual.com – Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika mengemukakan pemerintah harus berhati-hati dalam mengelola isu jagung yang sering disebut mengalami produksi yang surplus ini.
“Kementerian Pertanian perlu berhati-hati dalam memproduksi isu surplus jagung,” kata Yeka Hendra Fatika ketika menjadi pembicara dalam diskusi “Data Jagung yang Biking Bingung” yang diselenggarakan di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/2).
Menurut dia, jagung atau padi biasanya digunakan di lahan yang sama, sehingga biasanya petani dalam satu musim bisa saja menanam padi setelah menanam jagung.
Padahal, ia mengingatkan bahwa angka produksi padi sudah dikoreksi oleh BPS, dengan overestimasi sebesar 43,43 persen, sehingga produksi jagung juga berpotensi mengalami hal yang sama.
“Di jagung, saya haqqul yakin juga terjadi overestimasi. Angka overestimasinya bisa berada di atas padi,” paparnya.
Yeka menyoroti bahwa Kementan mencatat surplus jagung sebesar 12,92 juta ton, yang disebabkan adanya luas panen jagung 2018 sekitar 5,3 juta hektare.
Artikel ini ditulis oleh: