Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina Patra Niaga menurunkan susut pengelolaan bahan bakar minyak di terminal Ujung Berung, Jawa Barat, yang dioperasikan PT Pertamina (Persero). Susut atau “losses” terminal tersebut turun dari sebelumnya 0,2 persen menjadi di bawah 0,05 persen.
“Penurunan ‘losses’ di terminal Ujung Berung ini dikarenakan mulai diberlakukannya sistem penyaluran BBM memakai teknologi informasi secara penuh,” ujar Dirut Pertamina Patra Niaga Ferdy Novianto di Jakarta, Senin (13/4).
Pada Senin ini, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang meluncurkan sistem distribusi termodern dengan memakai teknologi “terminal automation new gantry system” di terminal Ujung Berung yang dibangun anak perusahaan, Pertamina Patra Niaga.
Terminal Ujung Berung merupakan fasilitas pertama Pertamina yang dibangun dengan sistem teknologi informasi (TI) secara terintegrasi.
Dengan sistem tersebut, maka pengiriman BBM dengan mobil tangki ke SPBU dapat tepat waktu, tujuan, dan jumlah.
“Penerapan sistem ini akan menurunkan ‘losses’ dan menciptakan efisiensi bagi perusahaan,” kata Ferdy.
Menurut dia, selaku anak perusahaan Pertamina, Patra Niaga membangun instalasi sistem penyaluran memakai TI di terminal Ujung Berung dari sebelumnya secara manual.
Patra Niaga, lanjutnya, mendapat “fee” atau ongkos dari Pertamina sebesar Rp16 per liter yang disalurkan melalui terminal Ujung Berung selama tahun pertama hingga keenam setelah operasi.
Selanjutnya, pada tahun ketujuh hingga ke-11, Patra Niaga dibayar Rp13,2 per liter.
“Setelah 11 tahun, sistem diserahkan ke Pertamina,” ujarnya.
Ferdy menambahkan, selain Ujung Berung, pihaknya akan membangun sistem TI serupa di tujuh terminal BBM milik Pertamina lainnya yakni Kertapati (Palembang), Tanjung Gerem (Merak), Rewulu (Yogyakarta), Medan (Sumut), Panjang (Lampung), Pengapon (Semarang), dan Balongan (Jabar).
“Kami targetkan dalam periode 2015-2016, pemasangan sistem TI di tujuh terminal BBM lainnya selesai,” ujarnya.
Pertamina Patra Niaga merupakan anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan BBM dan manajemen logistik BBM dengan perbandingan 80:20.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka














