Tbilisi, Aktual.com – Paus Fransiskus, Sabtu (2/10), mengingatkan, “peperangan dunia” terhadap pernikahan tradisional dan keluarga terjadi melalui teori gender dan perceraian.
Pernyataan itu dibuat saat Fransiskus menanggapi pertanyaan dalam pertemuan di masyarakat kecil umat Katolik di negara bekas Uni Soviet, Republik Georgia.
“Anda menyebut musuh terbesar pernikahan, teori gender,” kata Paus menjawab pertanyaan seorang perempuan, yang mengaku mendapat pelajaran tersebut di sekolah.
Namun, ia tak memberikan keterangan lebih lanjut.
Sederhananya, teori gender menjelaskan, seseorang dimungkinkan secara hayati menjadi pria atau perempuan. Tiap orang berhak menentukan dirinya sebagai laki-laki, perempuan, keduanya atau bukan sama sekali.
“Pada saat ini, perang terhadap pernikahan tengah terjadi,” kata Fransiskus.
“Bukan dengan senjata, tetapi melalui pemikiran. Kita harus mampu mempertahankan diri dari penjajahan ideologi semacam itu,” katanya tegas.
Paus menggunakan istilah “penjajah ideologi” pada masa lalu untuk mengecam upaya negara kaya menghubungkan bantuan pembangunan dengan penerimaan masyarakat terhadap pernikahan banci dan kontrasepsi.
Meski Fransiskus dinilai cukup menerima kaum banci daripada pendahulunya, ia tetap menentang pernikahan sesama jenis.
“Pernikahan adalah hal terindah yang diciptakan Tuhan,” katanya, dengan menambahkan, Alkitab menyebut bahwa Tuhan menciptakan perempuan dan pria untuk menjadi satu.
Dalam kesempatan sama, ia mengatakan, banyak pemakluman terhadap perceraian adalah ancaman lain bagi kelangsungan keluarga.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan