Vatikan, Aktual.com – Paus Fransiskus membandingkan pengguguran kandungan dengan menyewa pembunuh bayaran untuk menghilangkan orang bermasalah, yang disambut penganut taat Katolik, yang menuduh Paus tidak berbicara cukup banyak tentang masalah “perang kebudayaan”.
Aborsi menjadi pertempuran sengit politik di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, tempat banyak kalangan kolot mengharapkan Mahkamah Agung membatalkan aturan bersejarah pada 1973, yang dikenal dengan Roe v. Wade, yang mengesahkan pengguguran kandungan.
Fransiskus menyampaikan tanggapan terbukanya tentang pengguguran kandungan, sebagian yang paling sulit hingga saat ini, dalam pidato ke puluhan ribu orang, yang berkumpul di alun-alun Santo Petrus untuk pertemuan umum mingguannya.
Paus mengecam yang disebutnya bertentangan karena memungkinkan penindasan kehidupan manusia di dalam rahim ibu atas nama melindungi hak yang lain.
“Tapi, bagaimana bisa bahwa tindakan menekan kehidupan orang tidak bersalah dan tidak berdaya, yang sedang tumbuh, menjadi pengobatan, beradab atau bahkan sekedar manusiawi?” katanya, seperti diberitakan Reuters, ditulis Kamis (11/10).
“Saya bertanya kepada Anda, Apakah benar mengambil kehidupan manusia untuk memecahkan masalah? Apa yang kamu pikirkan? Apakah tepat? Apakah benar atau tidak?” katanya dalam pidato tanpa naskah.
Banyak orang di kerumunan itu berteriak, “Tidak.” “Apakah benar menyewa pembunuh bayaran untuk memecahkan masalah? Tidak bisa, tidak benar membunuh manusia, tidak peduli sekecil apapun dia, untuk memecahkan masalah. Itu seperti menyewa pembunuh bayaran untuk memecahkan masalah,” katanya.
Gereja Katolik Roma mengajarkan bahwa kehidupan dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada saat kematian alami. Gereja itu juga melarang bunuh diri berbantuan, tapi menyatakan keluarga atau penderita dapat memutuskan berhenti menggunakan cara khusus untuk membuat orang tetap hidup.
Tidak lama sesudah menjadi Paus pada Maret 2013, Fransiskus mengecilkan kepentingan masalah “perang kebudayaan”, seperti, pengguguran kandungan, pencegahan kehamilan dan pernikahan sejenis, dengan mengatakan dalam wawancara bahwa Gereja “terobsesi” dengan semua itu.
“Tidak perlu membicarakan masalah itu pada semua waktu,” katanya dalam wawancara itu, dengan menambahkan bahwa pendirian Gereja atas masalah tersebut sangat jelas dan Gereja juga harus mengatasi masalah kemasyarakatan, seperti, kemiskinan, ketidakadilan dan imigrasi.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: