Swedia, Aktual.com – Swedia dan Inggris meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadakan sidang tertutup, untuk membahas keadaan yang memprihatinkan di negara bagian Rakhine, Myanmar.

“Saya pikir itu pertemuan tertutup, tapi dengan hasil terbuka atas beberapa hal,” kata Duta Besar Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Matthew Rycroft kepada wartawan seperti yang dilansir Reuters, Selasa (12/9).

“Itu tanda kekhawatiran besar bahwa anggota Dewan Keamanan menilai keadaan terus memburuk bagi banyak warga Rohingya, yang berusaha lari dari negara bagian Rakhine di Myanmar ke Bangladesh,” kata Rycroft.

Negara bagian Rakhine merupakan tempat tinggal Muslim Rohingya di Myanmar yang berpenduduk sebagian besar beragama Buddha. Pejabat tinggi hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya mengutuk Myanmar, yang melakukan gerakan tentara terhadap Rohingya di Rakhine, menudingnya sebagai “contoh pembersihan suku dalam buku pelajaran”.

Dewan Keamanan membahas keadaan itu secara tertutup pada 30 Agustus. Dalam surat langka kepada dewan itu pada bulan ini, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengungkapkan keprihatinannya bahwa kekerasan itu dapat menjadi “bencana kemanusiaan”.

Kelompok hak asasi manusia secara tidak resmi menjelaskan kekerasan di Myanmar itu kepada diplomat Dewan Keamanan pada Jumat. Rusia dan China tidak mengirimkan diplomatnya, kata sumber di pertemuan tersebut. Myanmar menyatakan pihaknya mengandalkan China dan Rusia untuk melindunginya dari setiap kecaman Dewan Keamanan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu