Kedua wartawan itu telah bekerja di Reuters untuk meliput krisis di Rakhine, tempat sekitar 655.000 orang Muslim Rohingya melarikan diri dari penumpasan militer atas para militan.

Sejumlah kelompok HAM dan wartawan telah mengecam penguasa Myanmar atas penahanan kedua jurnalis itu sejak pennagkapan mereka, tidak ada akses diberikan kepada pengacara, kolega dan para anggota keluarga.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan pada Rabu bahwa kedua wartawan itu dalam keadaan sehat dan mendapat perlakuan baik. Penguasa Myanmar sebelumnya menyatakan bahwa penangkapan tersebut bukan merupakan serangan terhadap kebebasan pers.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby