“Keadaan sangat tegang di dalam zona tersebut, warga sipil di dalam, dua-tiga juta di antara mereka, masih membuat kami berpikir apakah ini kondisi tenang sebelum topan besar atau ini adalah ketenangan sebelum perdamaian,” katanya.

Jan mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia dan Turki telah mengatakan mereka akan berusaha sekuat mungkin untuk menghindari aksi militer, guna menghindari peningakatan konflik bersenjata di Idlib, selama pangkalan dan pasukan mereka tidak diserang.

“Yang membuat saya sangat khawatir bagi Idlib ialah saya belum melihat banyak pembicaraan dengan atau tanda dari kelompok yang didaftar sebagai kelompok teroris, bahwa mereka akan meletakkan senjata mereka atau mencari pengampunan,” katanya.

“Itu sebabnya mengapa kami mendesak semua yang menghadiri pertemuan tersebut –Rusia, Turki, Pemerintah Suriah dan siapa saja yang memiliki pengaruh untuk berbicara dengan setiap orang,” katanya.

Wakil tetap Suriah untuk PBB Bashar Jaafari telah berkeras bahwa negerinya akan merebut kembali Provinsi Idlib, dan mengatakan, “Kami akan mengizinkan kegiatan politik dan diplomatik. Tapi hak kami berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional memungkinkan kami untuk sepenuhnya merebut kembali Idlib ketika kami memandangnya perlu”.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid