Tunis, (11/4) Aktual.com – Koordinator kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Libya pada hari Jumat (10/4) mengutuk penghentian pasokan air ke ibu kota Tripoli Libya selama seminggu terakhir.

Tindakan itu sangat tercela dan harus segera dihentikan, menurut PBB.

Sebuah kelompok bersenjata pada hari Senin menyerbu sebuah stasiun kontrol di Shwerif, menghentikan air dari pompa dan mengancam para pekerja, Proyek Sungai Great Man Made, yang memasok air ke sebagian besar Libya.

Kelompok bersenjata itu berusaha menggunakan pemutusan aliran air sebagai tekanan untuk memaksa pembebasan anggota keluarga yang ditahan, kata koordinator kemanusiaan Yacoub El Hillo dalam sebuah pernyataan.

Pasokan air telah dipotong untuk lebih dari 2 juta orang di Tripoli dan kota-kota terdekat.

Tripoli, kursi Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional, telah diserang selama satu tahun oleh Tentara Nasional Libya Khalifa Haftar yang berbasis di timur.

Peningkatan pertempuran sejak pertengahan Maret ditandai dengan ledakan bom hebat khususnya di selatan kota dekat garis depan. Proyektil bom itu mengenai rumah sakit.

Perang telah menghambat berbagai upaya untuk mempersiapkan sistem kesehatan Libya yang sudah compang-camping dalam menghadapi wabah virus corona.

Sebanyak 24 kasus positif virus corona jenis baru atau COVID-19 telah dilaporkan di negara itu.

Pemerintah memberlakukan jam malam sebagai salah satu upaya untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Pasokan listrik juga telah berulang kali dipotong di Tripoli dan beberapa daerah lain selama seminggu terakhir.

“Pada saat ini ketika Libya memerangi ancaman pandemi COVID-19, akses terhadap air dan listrik sangat penting untuk menyelamatkan banyak nyawa. Tindakan individu seperti itu menghukum jutaan orang tak berdosa. Itu hal yang menjijikkan dan harus segera dihentikan,” kata Hillo .

Sumber : Reuters

 

Antara

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin