Tripoli, Aktual.com – Sedikitnya lima warga tewas dan 12 lagi terluka di antara puluhan korban jiwa, yang kebanyakan adalah petempur, dalam bentrokan terkini di Sabratha, Libya Barat, pusat penyelundupan pengungsi.
Demikian disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Senin (3/10).
“Rumah sakit universitas Sabratha dua kali dilanda penembakan, membuat layanan darurat dan pembedahan tidak dapat digunakan,” kata petugas PBB di Libya dalam pernyataan.
Bentrokan tersebut melibatkan brigade Anas al-Dabbashi, kelompok bersenjata sebelumnya dikenal sebagai penyelundup pengungsi, dengan Gerakan Lawan IS, kelompok bentukan pada tahun lalu untuk mengusir pegaris keras dari Sabratha.
Pertempuran itu terjadi ketika seorang anggota brigade Dabbashi ditembak mati di pos pemeriksaan, namun kepala brigade itu mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah gerakan kelompok tersebut untuk menghentikan kapal pengangkut pengungsi berlayar ke Italia, menyusul kesepakatan dengan Pemerintah Nasional (GNA) dukungan PBB di Tripoli.
Kedua pihak memiliki hubungan dengan GNA dan keduanya mengatakan pada Senin bahwa mereka mematuhi gencatan senjata, yang diumumkan kepala staf GNA.
Pertarungan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan dengan Tentara Nasional Libya yang bermarkas di timur, sebuah satuan pasukan yang setia dengan komandan militer Khalifa Haftar dan menentang GNA. Mereka juga mendukung kelompok Gerakan Lawan IS.
Sabratha, yang terletak sekitar 70 kilometer sebelah barat Tripoli, telah menjadi titik keberangkatan yang paling umum digunakan oleh para pengungsi yang akan menuju Italia dari Libya, hingga secara tiba-tiba mengalami penurunan jumlah penyeberang sejak Juli lalu.
Kementerian kesehatan di Tripoli mengatakan pada Jumat bahwa secara keseluruhan, setidak-tidaknya 26 orang, termasuk petempur, tewas dan 170 lagi terluka dalam pertempuran hampir dua minggu itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid