Donald Trump

Jakarta, Aktual.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump harus menyampaikan kepada Presiden Filipina Rodrigo Duterte keprihatinan atas ketidakpeduliannya pada tugasnya mengadili pelanggaran hak asasi manusia, kata kepala hak asasi manusia PBB Zeid Ra’ad al-Hussein, Senin.

Gedung Putih pada Minggu membela keputusan Trump mengundang Duterte ke Washington, dengan mengatakan bahwa kerja samanya dibutuhkan untuk melawan Korea Utara, bahkan saat pemerintahannya menghadapi kritik tentang perlindungan hak asasi manusia.

“Kami berharap pesannya sangat jelas dan tidak tergantikan disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat kepada Presiden Filipina,” kata Zeid dalam jumpa pers.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa hampir 9.000 orang, kebanyakan pengguna narkotika dan pengedar kelas teri, terbunuh sejak Duterte menjabat hampir 10 bulan yang lalu dan menjanjikan perang tanpa henti untuk membersihkan Filipina dari narkotika, yang terlarang.

Polisi mengatakan sekitar sepertiga korban ditembak oleh petugas untuk membela diri. Sementara itu kelompok hak asasi manusia percaya bahwa banyak orang dari dua pertiga sisanya dibunuh oleh pembunuh bayaran yang bekerja sama dengan polisi atau polisi sendiri yang menyamar sebagai warga sipil. Pemerintah dan polisi membantah itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby