New York, Aktual.com – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (17/9) menyampaikan kesedihan dengan laporan mengenai hilangnya nyawa dan luasnya kerusakan akibat Topan Mangkhut di Filipina.
Di dalam satu pernyataan yang disampaikan oleh Juru Bicaranya, Stephane Dujarric, Sekretaris Jenderal PBB tersebut memuji pemimpin Filipina karena upaya persiapan dan reaksi mereka mengenai keperluan masyarakat yang terpengaruh.
Ia menyatakan sistem PBB di dalam negeri tersebut sudah bekerja untuk mendukung upaya reaksi pimpinan pemerintah dan siap meningkatkan bantuan sesuai permintaan.
Guterres menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga korban, demikian laporan Xinhua, Selasa pagi. Jumlah korban jiwa akibat Topan Mangkhut telah naik jadi 65, kata polisi Filipina pada Senin (17/9).
Topan itu, yang memasuki daratan Filipina Utara pada pukul 13.40 waktu setempat pada Sabtu, keluar dari negara Asia Tenggara pada Sabtu malam.
Namun, topan paling tersebut di wilayah itu sepanjang tahun ini meninggalkan jejak kerusakan di seluruh pulau utama Filipina, Luzon.
Dewan Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana Nasional Filipina menyatakan hampir 220.000 warga masih dilayani di dalam dan di luar pusat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah lokal pada Senin pagi.
Pemerintah mengumumkan seluruh tujuh provinsid dan kota besar diumumkan berada dalam kondisi bencana akibat topan itu.
Mangkhut adalah topan ke-15 yang menerjang Filipina sepanjang tahun ini.
Sebanyak 19 topan menerjang Filipina dalam setahun, dengan membawa angin kencang dan hujan lebat, sehingga mengakibatkan banjir, kerusakan luas tanaman, rumah dan gedung serta kematian.
Pada 2013, Topan Super Haiyan memporak-porandakan Filipian Tengah, menewaskan lebih dari 6.000 orang. Pada 2009, Topan Kersana juga mengakibatkan bannjir besar di Metro Manila, dan menewaskan lebih dari 700 orang.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan