Jakarta, Aktual.com — Republik Indonesia semakin menarik sebagai pasar bagi berbagai produsen dan pebisnis di seluruh dunia pada masa mendatang karena jumlah penduduknya diperkirakan bakal lebih dari 300 juta orang pada tahun 2050.
Rilis mengenai laporan PBB terkait proyeksi penduduk global yang diterima di Jakarta, Jumat (31/7), memproyeksikan bahwa pada tahun 2050, populasi dari enam negara diperkirakan akan melebihi 300 juta, yaitu Tiongkok, India, Indonesia, Nigeria, Pakistan, dan Amerika Serikat.
PBB juga memproyeksikan penduduk dunia bakal mencapai 8,5 miliar pada tahun 2030, didorong oleh pertumbuhan di negara-negara berkembang.
Populasi dunia diperkirakan akan mencapai 8,5 miliar pada tahun 2030, 9,7 miliar pada tahun 2050, dan melampaui 11 miliar pada tahun 2100.
Menurut data PBB, jumlah penduduk India diperkirakan akan melampaui Tiongkok sekitar tujuh tahun dari sekarang dan Nigeria akan melampaui Amerika Serikat untuk menjadi negara terbesar ketiga di dunia dalam 35 tahun dari sekarang.
Selain itu, selama periode 2015-2050, setengah dari pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan akan terkonsentrasi di sembilan negara, yaitu India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Indonesia dan Uganda.
Wakil Sekjen PBB Wu Hongbo menyatakan, proyeksi PBB itu guna memahami perubahan demografis yang juga menjadi kunci dalam merancang serta mengimplementasikan agenda pembangunan baru setelah Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 ini.
Sebelumnya diwartakan, Indonesia yang saat ini memiliki populasi hampir 250 juta orang masih menarik bagi berbagai grup perusahaan ritel di berbagai negara meski kondisi perekonomian global dibayangi kelesuan.
“Ada perbedaan strategi yang dilakukan para peritel,” kata Head of Advisory Jones Lang LaSalle Indonesia Vivin Harsanto di Jakarta, Rabu (8/7).
Jones Lang LaSalle menyatakan dengan kondisi ekonomi saat ini, beberapa peritel lokal masih menangguhkan rencana ekspansi mereka.
Namun, lanjutnya, di sisi lain peritel asing masih melihat positif terhadap pasar ritel di Indonesia ditandai dengan munculnya beberapa gerai baru seperti di bidang adibusana serta makanan dan minuman.
“Pemain baru di pasar ritel masih melihat Indonesia sebagai positif,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: