Korban perang saudara di Sudan terpaksa harus mengungsi. (Foto: AP News)

Washington, Aktual.com – Kepala bantuan PBB pada Kamis memperingatkan agar penderitaan orang-orang di Sudan tidak semakin parah akibat perang yang sedang berlangsung di negara itu.

“Diperkirakan hampir 25 juta orang di seluruh Sudan memerlukan bantuan kemanusiaan pada tahun 2024. Namun, yang mengkhawatirkan adalah bahwa eskalasi konflik membuat sebagian besar penerima bantuan sulit dijangkau,” ungkap Martin Griffiths dalam pernyataannya.

Perang yang telah berlangsung hampir sembilan bulan telah merusak dan menghancurkan Sudan dengan cepat. “Dengan berlanjutnya konflik, penderitaan warga semakin dalam, sementara akses kemanusiaan terus menyusut dan harapan semakin berkurang. Situasi ini tidak dapat dibiarkan berlanjut.”

Griffiths menekankan bahwa eskalasi kekerasan juga berpotensi merugikan stabilitas di wilayah tersebut. Ia mendesak komunitas internasional, khususnya mereka yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pihak yang terlibat dalam konflik di Sudan, untuk segera mengambil tindakan yang “tegas dan efektif” guna menghentikan pertempuran dan menjaga kelancaran operasi kemanusiaan.

“Perang telah memicu krisis pengungsi terbesar di dunia, merenggut lebih dari tujuh juta nyawa, dengan 1,4 juta orang melarikan diri ke negara tetangga yang telah menampung banyak pengungsi,” tambahnya.

“Bagi rakyat Sudan, tahun 2023 telah menjadi tahun penuh penderitaan. Pada 2024, pihak yang terlibat dalam konflik harus memprioritaskan tiga hal: melindungi warga sipil, mempermudah akses kemanusiaan, dan segera menghentikan pertempuran,” sambungnya.

Sudan saat ini dilanda perang antara pasukan yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, yang memimpin Dewan Kedaulatan yang berkuasa, dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Dalam hitungan PBB, setidaknya 12.260 orang tewas dan lebih dari 33.000 orang luka-luka akibat konflik tersebut.

Krisis kemanusiaan semakin memburuk, dengan hampir 6,8 juta orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan di Sudan atau di negara-negara tetangga.

Beberapa upaya gencatan senjata yang dimediasi oleh mediator dari Arab Saudi dan AS belum mampu mengakhiri kekerasan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan