Pemandangan menunjukkan jalan yang rusak dengan karung pasir sebagai pembatas di distrik Saif al-Dawla Aleppo, Suriah, 6 Maret 2015. ANTARA FOTO/REUTERS/Hosam Katan/File Photo/cfo/16

Jakarta, Aktual.com – PBB menyatakan badan dunia tersebut “sangat terkejut” dengan peningkatan pertempuran di Suriah, terutama di Aleppo, demikian satu pernyataan yang dikirim kepada Xinhua pada Sabtu (19/11).

Pernyataan tersebut berbicara mengenai kondisi peningkatan kerusuhan, seperti konflik yang berkecamuk di Kota Aleppo, bagian utara negeri tersebut, dan pemboman mortir yang ditujukan ke beberapa daerah permukiman di Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Serangan semacam itu, katanya, ditujukan kepada prasarana dan warga sipil, dan menyeru semua pihak yang berperang agar menghentikan “serangan yang membabi-buta”.

Dalam beberapa hari belakangan, sasaran serangan mencakup rumah sakit di daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur, dan universitas di daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo Barat, kata pernyataan tersebut.

Pengepungan yang dilakukan pemerintah terhadap Aleppo dan cengkeraman gerilyawan di wilayah itu juga telah membuat warga sipil sangat memerlukan bantuan kemanusiaan, kata pernyataan tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua di Jakarta, Ahad siang. Ditambahkannya, PBB siap membantu warga sipil di sana segera setelah akses diberikan oleh semua pihak sejalan dengan rencana yang diajukan oleh PBB.

“PBB telah berbagi dengan semua pihak dalam konflik di Aleppo dan negara anggota terkait rencana kemanusiaan terperinci guna menyediakan bantuan yang sangat diperlukan kepada warga Aleppo Timur, serta melakukan pengungsian medis buat orang yang sakit dan cedera,” kata pernyataan tersebut.

Pernyataan itu menyoroti perlunya bagi semua pihak untuk menerima rencana dan bersedia menyediakan akses aman kepada orang yang terpengaruh di Aleppo Timur.

Pernyataan tersebut dikeluarkan saat Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura dijadwalkan tiba di Suriah pada Ahad pagi guna membahas rencana kemanusiaan dengan pihak Suriah.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Moallem juga dijadwalkan mengadakan jumpa pers setelah pertemuannya dengan de Mistura. Kegiatan tersebut diperkirakan bertujuan memberi Pemerintah Suriah pendapat berkaitan dengan situasi di Aleppo.

Selama berbulan-bulan, Pemerintah Suriah dan Rusia telah mendesak gerilyawan agar meninggalkan Aleppo, dan menawarkan kepada mereka jalan aman ke daerah yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib di bagian barat-laut negeri itu.

Namun gerilyawan menampik semua tawaran, yang telah mengakibatkan peningkatan kerusuhan.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby