Jakarta, Aktual.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, Selasa, rencana gencatan senjata Rusia tidak akan berarti pemasukan perbekalan ke wilayah terkepung di Aleppo timur.
Badan itu mengatakan hal tersebut karena Rusia, Suriah dan pihak lain, yang bertempur di kota itu, belum memberikan jaminan keselamatan bagi pekerja bantuan.
Pemerintah Suriah juga perlu membalikkan keputusannya pekan lalu untuk menolak mengizinkan bantuan masuk ke wilayah timur kota, dimana PBB memperkirakan 275 ribu warga sipil dan 8 ribu pejuang pemberontak terjebak.
“Kami membutuhkan jaminan dari semua pihak yang berseteru, bukan hanya pemberitahuan sepihak bahwa ini akan terjadi. Kami perlu semua orang memberi kami jaminan sebelum ini menjadi bermanfaat bagi kami untuk melakukan apapun yang berarti,” kata juru bicara PBB Jens Laerke.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan belum jelas berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan jaminan keselamatan dari semua pihak, termasuk dari pemberontak.
Rusia mengatakan, Senin, bahwa pasukan Rusia dan Suriah akan menghentikan sementara serangan mereka di Aleppo selama delapan jam pada Kamis, untuk memungkinkan warga sipil dan pemberontak meninggalkan kota, dan pada Selasa mereka menghentikan semua serangan udara, dua hari sebelum gencatan senjata itu.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby