Jakarta, Aktual.co — Skala kematian warga sipil di kota Gaza selama perang 2014 dengan ‘Zionis’ Israel memunculkan keraguan tentang kepatuhan Israel terhadap hukum internasional, kata seorang pejabat PBB Makarim Wibisono.

Dalam laporan tahunannya, utusan khusus PBB tersebut juga membeberkan, banyak anak-anak mengalami trauma karena konflik selama 50 hari tersebut.

Israel bersama sekutunya, Amerika Serikat, tidak hadir pada perdebatan dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR) di Jenewa pada Senin (23/3) kemarin.

Sebelumnya ‘Zionis’ Israel menuduh dewan berpihak untuk menentangnya.

Utusan UNHCR menegaskan, telah berusaha dengan segala cara untuk menghindari kematian warga sipil. Israel justru menuduh milisi Palestina yang menempatkan warga sipil dalam keadaan berbahaya.

Pada pertemuan tersebut, utusan khusus PBB, Makarim Wibisono mengecam tindakan Israel saat konflik berlangsung Juli-Agustus.

“Tingkat kerusakan dan tingginya korban warga sipil yang meninggal di Gaza menimbulkan keraguan serius tentang kepatuhan Israel terhadap prinsip hukum kemanusiaan internasional terkait keseimbangan, pembedaan dan kehati-hatian saat menyerang,” kata Makarim kepada  UNHCR.

Dia menyesalkan keperluan “genting” di Gaza, memperingatkan bahwa, berlanjutnya sikap Israel “memblokade membuat Gaza terus tersudut yang tidak memungkinkan warga membantu diri mereka sendiri”.

Namun, zionis berkilah, pembatasan ketat di perbatasan utara dan timur Gaza serta wilayah pantai sangat penting untuk melindungi diri dari serangan milisi Palestina.

Artikel ini ditulis oleh: