Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj. (ilustrasi/aktual.com)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com- Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyebut demostrasi ‘Aksi Bela Islam II’ tanggal 4 November 2016 pekan depan jauh lebih besar dari sekedar isu Pilkada DKI Jakarta 2017.

“Ini demonya bukan sebatas pilgub tapi lebih dari itu,” ujarnya di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (28/10).

Menurut dia, kekhawatiran ini bukan hanya persoalan pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saja yang diduga menghina umat Islam mengenai surat Al-Maidah ayat 51.

Namun, jauh lebih besar agendanya seperti upaya menggulingkan kekuasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Curiga khawatir boleh mas,‎ kalau demo itu targetnya bukan hanya masalah pilgub tapi jauh lebih besar dari itu.”

“Nanti bisa seperti Syiria, Irak, Afghanistan. Na’udzubillah kan, jangan sampai,” sambung Said Aqil.

‎Sebab itu, Said melarang elemen Nahdlatul Ulama untuk ikut turun demo dengan membawa atribut NU pada 4 November. Namun, kata dia, apabila ada yang ingin ikut unjuk rasa maka jangan bawa atribut NU, baik GP Anshor, PMII dan lainnya. “Tidak ada (ikut demo), saya larang,” katanya.

Ia mengatakan aksi unjuk rasa pekan depan yang mengatasnamakan ‘Aksi Bela Islam II’ bisa mengancam stabilitas nasional jika menimbulkan kerusuhan atau kerusakan, padahal hal ini sudah jelas dilarang agama.

“Kalau demonya bermartabat, damai saja ya itu merupakan dinamika negara berdemokrasi dan tidak dilarang. Tapi kalau demonya sampai menimbulkan kerusakan, itu yang tidak boleh dan agama melarang,” tandasnya.

*Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh: