Surabaya, Aktual.com – Komisi Rekomendasi Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama mendesak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang baru untuk mengefektifkan pencegahan pengaruh ideologi kekerasan dan radikalisme, baik melalui agama maupun yang lainnya.

“Untuk internal PBNU, komisi rekomendasi mendesak agar pengurus untuk mengefektifkan pencegahan pengaruh ideologi kekerasan dan radikalisme dengan metode apapun seperti ISIS,” kata Ketua Sidang Komisi Rekomendasi Muktamar ke-33 NU Masduki Baidlowi saat dihubungi, Kamis (6/8).

Untuk mencegah pengaruh radikalisme seperti ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), PBNU dianggap perlu menyusun kurikulum pendidikan baik formal maupun nonformal.

“Karena itu, PBNU perlu menyusun kurikulum pendidikan yang secara sistematis mencegah masuknya ideologi kekerasan dan radikalisme tersebut,” ujar Masduki.

Karena itu, NU mendesak pemerintah untuk bertindak tegas dan mencegah penyebaran ideologi dan gerakan ISIS dan sejenisnya di Indonesia.

“NU melihat ISIS dan ideologi ekstrem transnasional lainnya sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dunia dan eksistensi NKRI,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal PBNU 2010-2015 tersebut.

Masduki menambahkan NU melihat ISIS sama sekali tidak mencerminkan gerakan dan pemahaman Islam yang benar dan merusak karakternya sebagai agama ‘rahmatan lil alamin’. Keberadaan ISIS justru melahirkan spiral ‘islamophobia’.

“Oleh karena itu,NU mendesak masyarakat Islam internasional untuk menolak klaim Islam dari ideologi dan gerakan ISIS serta mendesak masyarakat internasional untuk memerangi ISIS dan mencegah transnasionalisasi ideologi kekerasan di seluruh dunia,” ujar dia.

Usul Komisi Rekomendasi Muktamar ke-33 NU tersebut dibacakan di depan peserta muktamar atau Muktamirin yang disahkan dalam Pleno Komisi dengan pimpinan sidang KH. Ahmad Muzakki pada Rabu (5/8) kemarin.

Artikel ini ditulis oleh: