Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj menyampaikan pidato sebelum penandatanganan kerja sama antara NU dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di PBNU, Jakarta, Rabu (3/5/2017). Kerja sama tersebut dalam rangka program pembangunan karakter bangsa dan pendidikan revolusi mental. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, sambangi markas Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Selasa (11/7). Ia ingin bertemu pimpinan untuk membahas permasalahan yang beberapa waktu ini menimpa KPK.

Menurut Said Aqil, PBNU secara tegas mendukung apapun kegiatan lembaga antirasuah dalam memberantas korupsi. Bahkan kata dia, NU sudah ‘mewakafkan’ diri untuk jihad melawan korupsi.

“NU sudah ada kesepakatan dengan KPK untuk mengadakan jihad melawan korupsi. Walhasil kami memberikan dukungan moral kepada KPK yang akhir-akhir ini dalam posisi terdesak, sedang banyak di kelitikin, banyak dianggap tidak perlu atau kurangĀ  berfungsi,” papar Said Aqil, saat tiba di Gedung KPK.

Lebih lanjut ia sampaikan, meski PBNU lembaga berbasis keagamaan, tetap saja memiliki andil dalam pemberantasan korupsi. Sebab sejatinya, mengambil uang yang bukan hak merupakan tindakan ‘batil’ dalam Islam.

Di samping itu, Said Aqil juga menekankan bahwa dukungan PBNU untuk KPK tidak langsung berkaitan dengan pansus yang kini telah berjalan di DPR RI. PBNU sadar bahwa rakyat membutuhkan KPK. Oleh karena itulah PBNU tetap berada di jalur mendukung KPK.

“Kami tetap mendukung di belakang KPK, sampai hari ini negara butuh KPK. Karena harapan ini rakyat. Lepas dari itu semua (pansus DPR) kami di belakang KPK karena rakyat masih membutuhkan. Karena bangsa dan negara masih belum mampu menegakan hukum dengan fungsi yang ada kepolisian, kejaksaan dan pengadilan,” pungkasnya.

(Zhacky)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka