Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mendukung kehadiran program pemberdayaan petani sawit dari pemerintah yang dapat menggerakkan kinerja perekonomian daerah.

“Mayoritas petani sawit di Sumatera dari Aceh sampai Lampung adalah warga NU, bahkan banyak yang menjadi pengurus. Oleh karena itu, PBNU mendukung program bantuan tanam sawit bagi para petani yang diluncurkan pemerintah,” kata Gus Yahya dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (3/4).

Gus Yahya dalam kegiatan temu tani sekaligus Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menambahkan bantuan kepada petani sawit merupakan salah satu dari serangkaian kerja sama NU dengan pemerintah dari berbagai kementerian.

Selama ini, NU sudah bekerja sama dalam program kampung nelayan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kerja sama serupa juga dilakukan NU dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian BUMN.

“PBNU ingin membantu pemerintah untuk bisa diperankan dalam program-program yang bersentuhan langsung dengan rakyat,” ujarnya.

Dalam kegiatan PSR dan Temu Pekebun Sawit di Desa Kencana Mulia, Kecamatan Rambang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dalam rangka Peringatan Hari Lahir ke-96 NU ini, ikut hadir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Airlangga mengatakan kegiatan replanting sawit di lahan kebun kelapa sawit milik Koperasi Serasa Mulya, Koperasi Maju Bersama, dan Gapoktan Sepakat, seluas lahan 328,5 hektare tersebut menjadi bukti nyata dukungan pemerintah.

Selama ini, komoditas kelapa sawit dipandang sebagai komoditas yang penting bagi perekonomian nasional, maka itu pemerintah terus berupaya untuk mempercepat realisasi program PSR atau replanting dengan berbagai kebijakan, salah satunya mendorong bentuk kerja sama strategis multipihak.

Program PSR merupakan salah satu Program Strategis Nasional sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit nasional yang saat ini rata-rata sebesar 3-4 ton per hektare dan umur tanaman di atas 25 tahun, yang ditargetkan dari tahun 2020-2022 untuk lahan 540.000 hektare.

“Kerja sama berbagai pihak baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, perbankan, koperasi, dan Gapoktan agar target 180.000 hektare bisa dilakukan tahun ini, sehingga petani berjaya, sejahtera, dan Indonesia bisa bangkit pasca pandemi, ujar Airlangga.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
As'ad Syamsul Abidin