Jakarta, Aktual.com – Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki manusia sejak lahir, berlaku seumur hidup dan bersifat kodrati sebagai pemberian Tuhan Yang Maha Pencipta. Undang Undang Dasar 45 dan khususnya UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia telah secara jelas menguraikan hak-hak asasi manusia yang dijamin dan dilindungi oleh negara. Untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya hak asasi manusia di tengah masyarakat, idealnya dapat dimulai dengan pendidikan HAM untuk setiap kalangan.
Dalam rangka pengarusutamaan kultur HAM di tengah masyarakat luas, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PB NU) dan Foundation for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST) melaksanakan pelatihan HAM bagi para mahasiswa dan santri senior dari tanggal 5-7 Maret 2018 bertempat di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqo, Jombang. Pelatihan HAM tersebut mengambil tema “Halaqah Islam Ramah HAM: Islam Wa Al-Huquq Al-Insaniyyah Perspektif Hukum dan Aswaja”.
Para santri berdiskusi mengenai sejarah dan filosofi dasar HAM. HAM dari sudut pandang hukum nasional dan internasional dan HAM dari sudut pandang Islam dan nilai-nilai NU. Para mahasiswa dan santri didorong untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai kebebasan beragama dan berkepercayaan dari sudut pandang ajaran Islam dan dari sudut pandang HAM, baik yang selaras maupun yang menurut santri tidak mendapatkan titik temu.
“Diskusi seperti ini sangat membantu memperluas pemahaman para mahasiswa dan santri senior atas HAM dan akan memperluas wilayah toleransi bagi orang lain yang memiliki agama atau kepercayaan berbeda dari para santri,” ujar Dr. Rumadi Ahmad, ketua Lakpesdam PBNU dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (7/3).
Sementara itu, Prof. Makarim Wibisono, salah satu pendiri FIHRRST mengatakan bahwa kesediaan beberapa perguruan tinggi Islam dan pesantren di Jombang mengirimkan para mahasiswa santri senior untuk mengikuti pelaksanaan pelatihan HAM menjadi bukti bahwa nilai-nilai HAM dan toleransi yang disebarkan oleh Gus Dur yang lahir di Jombang, telah tertanam dengan kuat di masyarakat Jombang.
Prof. Ny. Hj. Istibsjaroh, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-Urwatul Wutsqo (STIT-UW) Jombang mendukung terlaksananya kegiatan pelatihan Islam ramah HAM ini. Dirinya melihat masih banyak masyarakat yang belum mengerti masalah HAM secara mendetail sehingga kegiatan ini sangat diperlukan untuk memberikan wawasan yang luas tentang HAM untuk mahasiswa dan santri.
Pengarusutamaan nilai-nilai HAM termasuk toleransi beragama akan sangat mendukung terwujudnya harapan di mana Indonesia dapat menjadi pelopor dalam mempromosikan Islam yang moderat, yaitu yang utamanya sejalan dengan penghargaan terhadap nilai-nilai hak asasi manusia. Kursus singkat ini diharapkan dapat memberikan khasanah baru terhadap reputasi Islam yang damai, pluralis dan humanis.
Keberhasilan kegiatan pelatihan HAM yang didukung oleh Canada Fund for Local Initiatives ini diharapkan dapat mendorong para mahasiswa dan santri senior untuk menyebarkan nilai toleransi dan penghormatan HAM di lingkungan mereka, menghormati perbedaan terutama ketika para mahasiswa dan santri senior menjadi pendidik atau pemuka agama di kemudian hari. Diharapkan mereka dapat menjadi sosok yang bijaksana dalam menghadapi berbagai keanekaragaman permasalahan hidup baik dalam beragama, bernegara, bersosial dan bermasyarakat.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka