Jakarta, Aktual.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan Serual Moral menyikapi peristiwa yang berkembang di Probolinggo, khususnya menyangkut Padepokan Kanjeng Dimas dan Yayasan Taat Pribadi. Orang yang melakukan berbagai kegiatan dan berujung pada banyaknya korban penipuan dengan modus investasi dengan penggandaan uang menggunakan baju dan simbol-simbol agama.

“Berdasarkan laporan yang diterima, modus seperti ini juga marak terjadi di tempat-tempat lain,” terang Ketua Bidang Hukum, HAM dan Perundang-undangan Nahdlatul Ulama Robikin Emhas kepada Aktual.com, Senin (3/10).

PBNU menyerukan umat Islam melakukan upaya antisipatif dengan perkembangan yang terjadi dilingkungan sekitar. Terlebih di saat kondisi ekonomi serba sulit, jika tidak dilandasi pemahaman agama yang benar, maka masyarakat akan mudah terombang-ambing untuk turut dalam aktivitas yang pada akhirnya justru merugikan diri sendiri atau bahkan merugikan sesama.

Diungkapkan Robikin, Allah SWT memberikan kemulian-kemulian kepada makhluknya melalui beberapa keistemewaan, sebagaimana Allah memberikan mukjizat kepada nabi, karomah pada para aulia, dan memberikan maunah kepada manusia-manusia lainnya. Semua itu merupakan kelebihan dan keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada makhluknya dengan tujuan untuk kebaikan dan menolong sesama.

Dalam kitab Jamiu Karamatil Aulia, Syaikh Yusuf Yusuf An-Nabhani mengatakan jika kelebihan itu digunakan tidak untuk kebaikan maka hal tersebut dinamakan sihir. Dalam konteks ini, jika ada pihak memiliki kelebihan dan menggunakannya untuk pelbagai macam kegiat an yang tidak dibenarkan agama, maka PBNU tegas mengatakan bahwa hal seperti ini tidak dibenarkan.

Dalam Alqur’an Surat Ar-Ra’du ayat 11 dinyatakan bahwa ‘Sesungguhya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka bernisiatif untuk mengubah dirinya sendiri’. Atas dasar itu pula, PBNU mengajak umat Islam untuk senantiasa bersungguh-sungguh dalam ikhtiar kita sebagimana dikatakan sebuah diktum ‘Siapa yang bersunguuh-sungguh, maka pasti ia akan berhasil’.

“PBNU mendesak kepada pemerintah untuk mempertimbangkan sekaligus memberikan bantuan dalam bentuk upaya-upaya menyelamatkan masyarakat yang menjadi korban. Uang investasi harus dikembalikan kepada mereka yang berhak,” terang Robikin.

Selanjutnya, PBNU meminta kepada aparat kepolisian serta pihak keamanan terkait untuk mengusut secara cepat dan tuntas akar masalah dan persoalan yang terjadi mengingat kejadian ini sudah berlangsung cukup lama. Kesigapan aparat sangat dibutuhkan untuk menjamin rasa aman kepada masyarakat.

Terakhir, organisasi yang didirikan KH Hasjim Asy’ari itu mengajak masyarakat yang sudah terlibat dalam kegiatan semacam Dimas Kanjeng untuk segera menarik diri dan kembali menjadi manusia-manusia yang memiliki harapan dan masa depan dengan mangawalinya melalui kegiatan yang pasti, realistis, dan terukur sesuai dengan kaidah agama.

(Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid