Jakarta, Aktual.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras segala tindak aksi terorisme baik yang terjadi di kita suci Madinah, Arab Saudi maupun di Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini dalam keterangan resminya, mengatakan kejadian itu sungguh mengejutkan di penghujung bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

PBNU, ujar dia, menyampaikan beberapa hal menanggapi peristiwa itu. Pertama, mengutuk dan mengecam segala tindakan kekerasan dan terorisme atas nama Islam. Bahwa segala bentuk tindakan kekerasan yang mengatasnamakan dakwah dengan cara kekerasan bukan ciri Islam yang Rahmatan Lil alamin.

“Islam itu mengutuk kekerasan. Bahkan tidak ada satupun agama dan ideologi di dunia ini yang membenarkan cara-cara kekerasan dalam kehidupan. Umat Islam umumnya ikut merasakan kepedihan yang sangat luar biasa atas kejadian bom bunuh diri di Madinah,” sebut Helmy, selasa (5/7).

Kedua, kata dia, PBNU mengajak seluruh kepala dan pemimpin negara-negara Islam dan para ulama sedunia untuk pro-aktif melawan gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme yang sangat nyata.

“Gerakan radikalisme sudah sedemikian merajalelanya. Diperlukan penanganan khusus yang intensif dari pelbagai pihak, utamanya ulama dan pemimpin dunia untuk bersatu padu melawan gerakan radikalisme,” tegasnya.

Ketiga, PBNU mengajak seluruh umat sedunia untuk terus menggalang solidaritas kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk kekerasan atas nama agama. Segala hal yang mengandung kekerasan sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam atau bahkan bertentangan dengan ajaran agama apapun.

“Islam itu mengajarkan nilai-nilai kesantunan dalam berdakwah. Sebagaimana disebutkan dalamkitab suci Al-Qur’an, An-Nahl: 125 yang artinya, ‘Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah (bijaksana) dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik,” imbuhnya.

Keempat, PBNU mendesak pihak-pihak terkait, terutama kepada komunitas Internasional, PBB, dan juga persatuan negara muslim di dunia (OKI) untuk segera mengusut dan menindak tegas pelaku pengeboman di Madinah tersebut, dan kepada pemerintah Indonesia untuk mengusut kasus bom di Surakarta.

Karena kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan motif bagaimanapun tidak dibenarkan. Sebab merusak makna kemanusiaan. “Dan kelima, kepada Umat Islam Indonesia, tetap menjalankan Sholat Idul Fithri secara khusyuk dan tetap menjaga tali ukhuwwah antar sesama,” sarannya. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: