Jakarta, Aktual.com – Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing menilai “kemesraan” hubungan yang kian terjalin antara PDI Perjuangan dan Partai Gerinda menunjukkan kepentingan politik dua partai politik itu semakin menyatu.

“Semakin ‘mesra’ berarti kepentingan politik menyatu, semakin ada kesamaan. Jika semakin renggang, pasti semakin menjauh, saling mengkritik,” katanya, di Jakarta, Kamis (15/8) malam.

Menurut dia, kepentingan politik terbagi tiga, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang, demikian pula dengan kepentingan politik kedua partai politik yang dikabarkan kian dekat itu.

“Melihat kedekatan PDIP-Partai Gerindra, saya menilai bisa karena kepentingan jangka pendek, menengah, panjang, atau kombinasi ketiganya,” katanya.

Dari hipotesa Sihombing, kepentingan politik jangka pendek kedua parpol bisa saja berkaitan dengan penyusunan kepengurusan di MPR atau legislatif.

Kepentingan jangka menengah, kata dia, ada kemungkinan terkait penyelenggaraan pemilihan kepala daerah serentak di 270 daerah pada 2020.

“Untuk kepentingan jangka panjang, saya melihat tidak tertutup kemungkinan untuk persiapan Pilpres 2024. Bisa saja di luar itu, kan itu hipotesa saya,” katanya.

Emrus mengingatkan pada Pilpres 2024 seluruh partai politik harus mengajukan sosok pendatang baru untuk bersaing, seiring dengan akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo yang sudah dua periode.

Melihat dinamika perpolitikan di Indonesia, ia menyebutkan kepentingan politik jangka panjang dalam konteks koalisi yang dibangun parpol di Indonesia paling lama hanya lima tahun.

“Koalisi parpol di Indonesia kan tidak sampai 20-25 tahun, tetapi paling lama lima tahun. Makanya, kenapa even lima tahunan pilpres saya katakan kepentingan politik jangka panjang,” katanya.

Ditanya kepentingan politik PDIP-Partai Gerindra karena pengisian kabinet, Emrus mengatakan bisa saja, tetapi “kemesraan” harus terjalin secara segitiga, yakni PDIP, Partai Gerindra, dan Jokowi.

“Sebab, urusan menteri kan harus dengan Presiden. Kalau kedekatan cuma dua partai, ya, artinya kepentingan parpol. Itu tadi, ada tiga seperti saya sampaikan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan