Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninggalkan gedung Bareskrim Mabes Polri usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (21/6). Ahok diperiksa sebagai saksi dalam dugaan kasus korupsi pengadaan UPS. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto berucap syukur bulan suci ramadhan memasuki hari ke-27. Jika tidak ada perubahan, diperkirakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437H jatuh pada hari Rabu, 6 Juli 2016.

“Kita tunggu pengumuman resmi Kemenag yang akan sidang Isbat Senin lusa untuk memutuskannya,” ujar Novanto dalam pesan yang diterima wartawan di Jakarta, Sabtu (2/7).

Lebih lanjut, Ketua Fraksi di DPR itu menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan sisa akhir Ramadhan ini dengan memperbanyak intensitas ibadah kepada Allah SWT.

Ia menuturkan salah satu kewajiban seorang muslim di akhir Ramadhan yaitu mengeluarkan zakat fitrah. Siapapun tanpa terkecuali, kata dia, wajib berzakat karena merupakan rukun Islam yg keempat.

“Zakat mengajarkan kita untuk saling berbagi antar sesama antar manusia. Zakat juga mengisyaratkan kepada kita bahwa harta merupakan titipan Allah SWT,” ungkap Pria yang akrab disapa Setnov ini.

Selain itu, lanjutnya, zakat juga mengajarkan bahwa manusia dituntut bekerja untuk memperoleh kekayaan. Namun, ia mengingatkan, bahwa kekayaan yang diperoleh hanyalah titipan dari sang Maha Kuasa.

“Dan hak Allah itu dibagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya,” himbaunya.

Setnov mengatakan, sebagai mayoritas umat Islam tentu potensi zakat di Indonesia sangat lah besar.

Menurut perkiraan Baznas, potensi zakat nasional hampir mendekati 270 triliun. Jumlah itu, kata Setnov, sangat besar dan melebihi alokasi APBN untuk program pengentasan kemiskinan.

“Kita tahu, kemiskinan merupakan masalah bangsa kita. Data itu menunjukan bahwa masalah kemiskinan masih mendera saudara kita yang masih 10,8%. Saya berharap zakat dapat dikelola dengan baik dan tepat sasaran sehingga dapat mencapai tujuannya,” pungkasnya.

“Karena itu, mari berzakat bukan saja karena agama tapi untuk kemanusiaan,” tutup Setnov.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Nebby