Jakarta, Aktual.com – Politisi senior PDIP Andreas Hugo Pareira menyatakan Gibran Rakabuming Raka sudah bukan lagi bagian keluarga besar partai banteng PDIP setelah mencalonkan diri menjadi bakal cawapres mendampingi Ketua umum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Andreas menyebut pihaknya telah memberikan kesempatan kepada Gibran untuk menyerahkan kartu tanda anggota (KTA). Namun, hingga kini putra sulung Presiden Joko Widodo itu tak kunjung mengembalikan KTA.

“Pertanyaan lain kenapa tidak dipecat? Secara de facto dia sudah tidak di partai lagi dan diberikan ruang untuk ya kembalikan KTA, apa sulitnya gitu?” kata Andreas dalam dialog yang digelar Para Syndicate di Jakarta Selatan, Jumat (10/11).

Andreas menyebut pengembalian KTA Gibran justru dijadikan sebagai drama. Menurutnya, Gibran semestinya pamit sebagai kader PDIP secara baik-baik kepada partai.

“Tapi ini juga dipakai sebagai drama lagi. Kembalikan aja sebenarnya. Karena dia datang dengan baik, seharusnya pergi juga dengan baik. Nah itu sebenarnya sesimpel itu. Tapi itu tidak dilakukan,” ucapnya.

Sementara Ketua DPC PDIP Solo F.X.Hadi Rudyatmo alias FX Rudy menyatakan sudah tutup buku soal KTA Gibran sebagai kader PDIP.

“Sudah tutup buku. Persoalan tersebut sudah tutup buku,” kata F.X.Rudy usai mengikuti acara Kirab Budaya Memetri Bumi Ajidi Solo, Jawa Tengah, Senin (6/11) malam.

Gibran juga tidak mau menjawab secara detail mengenai statusnya di PDIP. Menurutnya, masalah ini sudah dijawab oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani hingga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

“Sudah dijawab Mbak Puan, Pak Hasto, dan Pak Komarudin,” katanya.

PDIP bersama PPP, Hanura, dan Perindo mengusung Ganjar-Mahfud MD di Pilpres 2024. Namun, keputusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri itu tak diikuti Gibran.

Gibran yang juga anak sulung Jokowi itu memilih menerima pinangan Prabowo Subianto sebagai bakal cawapres di Pilpres 2024..

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya mengungkap bahwa Gibran sudah dikuningkan. Informasi itu diterima langsung dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Artikel ini ditulis oleh:

Ilyus Alfarizi
Jalil