Jakarta, Aktual.com – Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira merespons pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang mengatakan jelang Pemilu dan Pilpres 2024 terlalu banyak drama seperti drama Korea (drakor) dan sinetron.

Andreas mengiyakan bahwa dinamika politik sekarang terlalu banyak drama. Meski begitu, ia justru mempertanyakan sosok sutradara yang mengarahkan jalannya cerita dari drama tersebut.

“Ya saya kira betul juga ya kalau Pak Presiden menyampaikan hal tersebut. Tetapi pertanyaannya siapa sih sebenarnya sutradaranya? Siapa yang membuat drama ini?,” kata Andreas dalam dialog yang digelar Para Syndicate di Jakarta Selatan, Jumat (10/11).

Menurutnya, drama itu telah menimbulkan rasa kecewa, marah, sakit hati, hingga gembira yang dirasakan masyarakat saat ini.

Andreas khawatir rasa tidak percaya terhadap pemimpin muncul dan menjadi ancaman yang berbahaya.

“Hal yang menurut saya paling berbahaya ke depan adalah rasa curiga dan saling tidak percaya. Kalau misalnya, terhadap pemimpin, pemimpin berbicara dan orang sudah tidak percaya lagi, ini repot,” ucap Andreas.

Dia menyebut gejala tidak percaya dengan pernyataan Jokowi kini mulai muncul.

“Karena di dalam medsos semua terekam apa yang diomongin kemarin, kemudian apa yang diomongin hari ini. Ya kalau berbeda-beda itu kan sudah. Dan apakah ini yang dimaksudkan dengan drama tadi?,” tanya Andreas.

Jokowi saat berpidato di dalam acara HUT ke-59 Golkar pada 6 November lalu menyebut terlalu banyak drama hingga sinetron dalam perpolitikan nasional terkini. Namun, ia tak menjelaskan momen perpolitikan mana yang seperti drama tersebut.

“Saya lihat akhir-akhir ini yang kita liat adalah terlalu banyak dramanya. Terlalu banyak drakornya. Terlalu banyak sinetronnya. Sinetron kita liat. Mestinya pertarungan gagasan, pertarungan ide. Bukan pertarungan perasaan,” ujar Jokowi.

Jokowi pun mengingatkan para kandidat yang bertarung di Pilpres 2024 untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Menurutnya, seluruh pihak yang bertarung merupakan anggota keluarga Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ilyus Alfarizi
Editor: Arbie Marwan