“Kita bisa lihat saat ini sepinya penumpang dan perputaran perekonomi tidak berjalan seperti dulu,” katanya.
Selain itu, sekarang juga serba “online” sehingga para penumpang bisa langsung menunjukkan kode tiket dan bisa naik bus, sehingga semuanya praktis digerakkan oleh mesin sehingga terpaksa manusia harus menganggur.
Nasib serupa juga diungkapkan seorang pedagang di Terminal Ubung, I Made Sukarta. Baginya, pemindahan terminal bus antarprovinsi ke Mengwi itu menyebabkan Terminal Ubung bernasib sama dengan Terminal Batubulan di Gianyar yaitu sepi penumpang.
Menurut dia, kondisi itu tentu saja berpengaruh pada penjualan para pedagang di kawasan Terminal Ubung. Biasanya para pedagang bisa menjual barang dagangannya dari satu bus ke bus yang lain saat para penumpang dari provinsi lain turun di sana, namun kini hal itu tampak ada lagi.
“Bus antarprovinsi semuanya tidak boleh lagi masuk ke Terminal Ubung, yang boleh cuma bus lokal dan penumpangnya sangat sedikit. Penghasilan saya menurun hingga 60-70 persen dibandingkan dengan sebelumnya, semoga pemerintah memberi jalan keluar untuk kami-kami di sini,” katanya, berharap.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara