“Sekarang H-3 Lebaran, toko-toko masih pada buka kan? Tahun lalu, seminggu sebelum Lebaran, toko banyak yang sudah tutup, itu karena stok sudah habis,” kata Rudi.

Diakuinya, sebagai pedagang grosir mukena, dirinya tidak bisa meraup keuntungan yang besar seperti para pedagang baju muslim. “Keuntungan yang kami peroleh paling cuma 10 persen. Beda dengan keuntungan jualan baju,” katanya.

Kelesuan penjualan mukena juga dialami Iwan (40 tahun). Pemilik Toko Nadira, Blok C3 Nomor 1 Lantai Dasar 1 Thamrin City ini menyatakan omset tokonya mengalami penurunan yang tajam pada Ramadhan tahun ini.

“Turun jauh. Hampir 70 persen turunnya. Sepi,” ujar Iwan membandingkan kondisi saat ini dengan Ramadhan tahun 2016.

Iwan bercerita, pada Ramadhan tahun lalu, di tokonya, ia dibantu delapan karyawan. Sementara pada Ramadhan tahun ini, ia hanya dibantu dua karyawan.

“Tahun lalu, pas buka puasa saja saya masih sibuk melayani pembeli. H+1 masih ada pembeli. Ramadhan sekarang, pukul 16.00 saja sudah sepi pembeli. Hari ini H-3 sudah jarang yang beli,” katanya.

Pada Ramadhan 2016, Iwan mampu meraih omzet Rp40 juta per hari. Sementara pada Ramadhan 2017, omzetnya berkisar antara Rp15 juta hingga Rp20 juta per hari.

Iwan berupaya terus bertahan untuk menjalankan usahanya meskipun omset penjualannya tidak seperti yang diharapkan. Ia berharap keuntungan usahanya bisa menutup biaya sewa tokonya yang mencapai Rp160 juta per tahun.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka