Jakarta, Aktual.com – Musibah kebakaran yang menghanguskan lebih dari 1.000 toko/kios di Pasar Senen, Jakarta, pada pertengahan Januari 2017, menimbulkan kerugian besar khususnya ratusan pedagang yang menggantungkan hidupnya di tempat itu.
Kerugian pada musibah tersebut diperkirakan lebih dari Rp100 miliar, dan menimbulkan duka bagi para korban pasca amukan si “jago merah” itu, termasuk ratusan pedagang asal Minang, Sumatera Barat.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pihak terkait bergerak cepat untuk membantu merelokasi para pedagang agar dapat kembali beraktivitas dan denyut ekonomi berangsur terasa kembali di pusat perdagangan di ibu kota itu.
Dalam proses relokasi biasanya diwarnai ‘pro-kotra’ para pedagang terutama dalam pemilihan lokasi berjualan sementara yang disiapkan pemerintah.
Kondisi demikian nampaknya juga dirasakan oleh para pedagang yang berasal dari perantau asal Minang, Sumatera Barat (Sumbar) yang ikut jadi korban pada musibah itu.
Ketua Asosiasi Pedagang Minang di Pasar Senen, Jakarta, Efendi mengungkapkan dari seribuan korban kebakaran Pasar Senen, terdapat sekitar 600 orang di antaranya adalah perantau asal Minang.
Ia mengatakan pascakebakaran mereka yang umumnya kalangan usaha kecil terpaksa berjualan di emperan dan trotoar jalan agar tetap ada pemasukan.
“Rata-rata pedagang ini harus menyicil utang secara kredit. Kalau tidak ada pemasukan, dengan apa akan dibayar. Hanya saja dengan kondisi saat ini untuk makan saja sudah sulit,” kata dia.
Ia berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bisa mencarikan solusi untuk sekitar 600 pedagang asal Minang yang terkena musibah kebakaran di Pasar Senen.
Badoncek dan Zakat Guna membantu meringankan beban para perantau asal Minang yang menjadi korban kebakaran Pasar Senen, jajaran aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumbar melakukan tradisi “badoncek” atau patungan mengumpulkan dana bantuan.
Dari ASN dan pejabat di Sumbar terkumpul Rp150 juta ditambah bantuan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumbar Rp150 juta.
Jadi terkumpul dana total Rp300 juta yang diserahkan kepada Asosiasi Pedagang Minang di Senen, kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit.
Ia menjelaskan bantuan yang diberikan itu adalah wujud dari kepedulian masyarakat Minang di kampung terhadap kesulitan yang menimpa saudaranya di perantauan.
“Diharapkan bantuan ini bisa sedikit meringankan beban saudara kita yang terkena musibah,” kata dia.
Ia mengatakan Pemprov Sumbar akan berupaya menjalin komunikasi dengan Pemprov DKI Jakarta agar pedagang Minang kembali diprioritaskan untuk bisa menempati bangunan pasar yang sedang dibangun pascakebakaran.
“Harapan kita jangan sampai pedagang asal Minang yang biasa berjualan di Pasar Senen tersisih setelah pembangunan pasar selesai,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid