Petugas pemadam berusaha menjinakkan api yang melahap pusat perbelanjaan Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2017). Kebakaran yang terjadi di Blok III Pasar Senen itu berasal dari api yang timbul dari lantai satu dini hari tadi. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Beberapa pedagang Pasar Senen tidak mempercayai dugaan korsleting listrik sebagai penyebab kebakaran Pasar Senen. Alasan itu disebut mereka terlalu klise karena terus ‘dipakai’ jika terjadi kebakaran.

“Bilangnya sih begitu, tapi kita enggak tahu (kebakaran) sekarang memang beneran korsleting apa enggak,” ujar salah seorang pedagang Pasar Senen yang enggan disebut identitasnya, di Pasar Senen, Kamis (19/1).

Ucapan pria berusia 62 tahun ini diungkapkan berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah. Ia pun mengatakan bahwa ada oknum yang kedapatan menyebabkan kebakaran di Pasar Senen pada 2014 lalu.

“Banyak orang yang melihat kok itu, cuma enggak ada yang berani ngomong. Waktu itu memang banyak yang menginap di Blok 3,” ungkap Rizki.

Pedagang atribut ini salah satu pemilik kios yang terbakar pada peristiwa yang menghabisi Blok 3 Pasar Senen tiga tahun silam. Ia pun mengakui bahwa harus mengurangi pegawainya yang awalnya berjumlah 20 orang menjadi tiga orang saja.

Kini, ia pun harus rela ketika kios konveksi miliknya di Blok 2 kembali habis dilalap si jago merah.

Sementara, menurut pedagang lain yang hanya ingin dipanggil Bowo, pelaku yang menyebabkan kebakaran pada tiga tahun silam telah ditangkap.

“Tapi enggak sampai tuntas kasusnya. Kita enggak tahu kenapa,” ucapnya.

Ia pun mengungkapkan keheranannya mengenai kebakaran hari ini. Berdasarkan informasi awal yang diterimanya, kebakaran berasal dari meledaknya gardu yang terletak di antara Blok III dan II. Namun ternyata api justru lebih dulu mencapai lantai 3 ketimbang melalap lantai dasar.

“Dan anehnya kebakaran selalu terjadi tengah malam atau subuh. Pas kita nggak dagang,” ucapnya.

Bersama istrinya, Bowo memiliki sejumlah kios yang menjual perlengkapan keamanan di lantai 2 Blok II Pasar Senen. Ia mengakui bahwa kebakaran ini membuatnya merugi hingga Rp700-800 juta.

 

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan