Jakarta, Aktual.com – Puluhan pedagang Pasar Karang Anyar, Jakarta Pusat mengaku tidak keberatan jika memang harus digusur Pemerintah Provinsi DKI. Asal mendapat relokasi yang jelas lokasi dan kondisinya.
Rakhmat selaku pembina Paguyuban Pedagang Pasar Karang Anyar mengaku sudah empat kali bertemu Camat dan Lurah Karang Anyar, membicarakan relokasi.
“Tapi tidak ada yang layak. Pasar Rajawali, kondisinya jauh lebih buruk daripada saat ini mereka berdagang. Katanya sudah tujuh tahun tidak dipakai. Ada Pasar Rawajati, Pasar Timbul Kartini lapaknya penuh,” kata dia, saat berunjukrasa di Balai Kota Jakarta, Senin (14/9).
Paguyuban pedagang juga melihat gelagat tidak baik dari lurah dan camat. Sebab saat pedagang bertemu dengan perwakilan Pemprov DKI di Balaikota, ternyata tidak ada surat tembusan soal rencana penggusuran Selasa (15/9) besok. “Camat yang bilang besok digusur,” tegasnya.
Rakhmat mengancam, 300-an pedagang yang sudah turun-temurun berdagang di pasar tersebut bakal melawan jika besok benar digusur. “Kata Ahok Jakarta ini dibenerin tidak harus pakai otak, cukup otot, ya kita siap,” cetusnya.
Sementara itu, pihak Satpol PP Provinsi yang ikut dalam pertemuan dengan para pedagang mengaku sudah mengklarifikasi informasi penggusuran di tingkat Satpol PP Kecamatan.
“Kita pending (penggusuran), belum ada SPB (Surat Perintah Bongkar) dari walikota. Kalau SPB keluar berarti sudah musyawarah tingkat kota,”. Kata Risman selaku Kepala Kesiagaan Satpol PP Provinsi DKI.
Selain itu, berdasarkan informasi yang didapat, pemberitahuan terhadap warga masih Surat Peringatan (SP) 2. Sehingga belum layak direlokasi atau digusur. “Mekanisme ada SP1,SP2 sampai SP3. Dalam tiap tahap itu ada musyawarah didalamnya, jadi tidak asal. Setelah itu baru keluar SPB. Baru kita masuk (gusur),” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: