Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi I DPR RI, Elnino H Mohi mengaku geram dengan ulah para pekerja China yang dengan sengaja mengibarkan bendera negaranya di Maluku Utara. Ia menegaskan, bukan saatnya lagi pemerintah bersikap “lembek” pada bangsa asing yang mengesampingkan kedaulatan Indonesia.

“Indonesia ini bangsa yang seringkali terlalu toleran kepada asing. Apa-apa dikasih asing. Apa-apa, mengalah kepada asing. Mestinya kita lebih dulu memperkuat diri kita sendiri, berdiri di kaki sendiri (Berdikari), sebelum toleran kepada asing,” tegas Elnino di Jakarta, Senin (28/11).

Menurutnya, insiden pengibaran bendera China di wilayah kedaulatan NKRI merupakan pelanggaran serius yang musti disikapi secara tegas dan tak main-main oleh pemerintah Jokowi.

“Bendera asing ditancapkan di bumi Indonesia, bagi saya, bukanlah hal yang substansial, tetapi penting juga karena berkaitan dengan simbol-simbol penguasaan dan kedaulatan,” cetus Politisi Partai Gerindra ini.

Namun, kata dia, Yang lebih penting lagi adalah bahwa negara ini mesti diarahkan oleh Presiden agar benar-benar menjadi negara yang mandiri, berdikari, berdaulat di tanah, air dan udara.

Selain soal insiden pengibaran bendera China, lanjut Elnino, yang musti disikapi secara serius oleh pemerintah adalah keberpihakan pemerintah terhadap pekerja pribumi. Pasalnya, penggunaan bahasa asing di proyek-proyek di negeri ini disebabkan oleh banyaknya tenaga kerja asing yang bekerja di proyek tersebut.

“Nah, ini yang lebih penting. Mestinya tenaga kerja Indonesia yang bekerja di situ. Mengingat pengangguran kita juga banyak. Selalu saja alasan klasik yang dipakai adalah tenaga kerja Indonesia tidak kompeten,” sindir dia.

“Padahal, kalau memang tidak kompeten, maka dilatih dulu dong tenaga kerja kita, baru bikin proyeknya. Sayang kalau anak bangsa ini hanya menjadi penonton di negerinya sendiri,” tambah Legislator asal Gorontalo itu.

Diketahui, para pekerja China yang bekerja di pabrik Smelter yang ada di Maluku Utara dengan sengaja mengibarkan bendera negaranya berdampingan dengan bendera Merah Putih.

Tidak hanya mengibarkan bendera Cina di smelther PT Wanatiara persada, Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara, pekerja asal negara tirai bambu itu pula memasang nama jalur dengan nama kota-kota di RRC.

Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan