Bamako, Aktual.com – Seorang pekerja sosial perempuan keturunan Prancis-Swiss diculik di Kota Gao, Mali Utara, Sabtu (24/12) siang.

“Sejauh ini pelaku kejahatan berikut motifnya menculik pekerja sosial itu belum diketahui,” kata Komandan Baba Cissé seperti yang dilansir Reuters, Minggu (25/12).

Negara gurun itu, khususnya di wilayah utara kerap diserang pegaris keras seperti Al-Qaida the Islamic Maghreb atau AQIM. Seorang sumber diplomatik Prancis mengatakan pihaknya telah menerima laporan penculikan, yang terjadi Sabtu siang itu.

Prancis masih berupaya memverifikasi informasi tersebut. Sebuah stasiun radio setempat di Gao menyiarkan, pekerja sosial yang diculik terhubung dengan Aide Gao, sebuah yayasan non-profit bergerak membantu anak-anak kekurangan nutrisi.

Dia diculik sekelompok pria yang mengendarai mobil Toyota. Aide Gao belum dapat dihubungi untuk dimintai keterangan pada Sabtu petang.

Gao sempat dikuasai kelompok garis keras pada 2012 hingga akhirnya. Tentara Prancis mengusir mereka satu tahun setelahnya.

Aksi itu dianggap sebagai penyelamatan terbaik di Mali Utara, dilakukan oleh pasukan gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Prancis dan tentara Mali.

Pemerintah Mali sempat menandatangani perjanjian damai tahun lalu dengan sejumlah kelompok bersenjata sekuler. Namun pegaris keras yang menyatakan setia ke al-Qaeda dan IS masih gencar menyerang dalam beberapa bulan terakhir.

Perjanjian damai sempat dilanggar beberapa kali, membuat pasukan PBB kesulitan membuat bekas jajahan Prancis di Afrika Barat itu kembali stabil.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu