Denpasar, Aktual.com – Seperti tahun sebelumnya, tiap perayaan Nyepi mulai dari bandara hingga pelabuhan ditutup total. Tak ada aktivitas penerbangan dan pelayaran selama umat Hindu Bali merayakan Nyepi. Tentu saja hal itu dilakukan demi khidmatnya pelaksanaan Tapa Brata Penyepian.

Begitu juga pada Pelabuhan Gilimanuk yang terletak di Kabupaten Jembrana. Pada Nyepi yang juga merupakan Tahun Baru Caka 1938 pada 9 Maret besok, kegiatan penyeberangan di Selat Bali akan dihentikan selama sehari. Untuk penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Ketapang, akan dilayani hingga Rabu pagi, sekitar 05.00 WITA.

“Setelah itu kita tutup, tidak ada lagi penyebrangan. Kita baru akan buka lagi dan melayani penyebrangan pada Kamis pagi pukul 06.00 WITA,” jelas Manager Operasional Pelabuhan Gilimanuk, Sugeng Purwono, Selasa (8/3).

Ia juga mengakui pada perayaan Nyepi banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berlibur ke Pulau Jawa. Ia tak menampik terjadi peningkatan volume penyebrangan sebelum Nyepi. “Peningkatan volume kendaraan menjelang Nyepi mencapai lima persen dibanding hari biasa,” katanya.

Tak jauh berbeda dengan Pelabuhan Gilimanuk, Tol Bali Mandara juga akan ditutup total selama perayaan Nyepi. Direktur Teknik dan Operasi PT Jasa Marga Bali Tol, Rismarture Sidabutar menjelaskan, Tol Bali Mandara akan ditutup selama 30 jam selama Nyepi. Rismature menuturkan, penutupan tol di atas laut sepanjang 13 kilometer itu akan dilakukan sejak Rabu 9 Maret 2016 mulai pukul 00.00 WITA hingga pukul 07.00 WITA pada Kamis 10 Maret 2016.

“Dalam memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1938, Jalan Tol Bali Mandara akan ditutup sementara. Ini dilakukan untuk menghormati umat Hindu dan turut melestarikan nilai budaya serta kearifan lokal,” ujar Rismarture.

Rismarture mengaku pihak Jasa Marga Bali Tol selaku pengelola Tol Bali Mandara sebelumnya telah berkoordinasi dengan pihak banjar atau dusun di tiga pintu akses di antaranya pintu masuk Benoa, Ngurah Rai dan Nusa Dua.

Untuk kondisi darurat, lanjut Rismarture, pengelola telah mengantisipasinya dengan memberikan akses masuk bagi masyarakat, namun tetap didampingi oleh petugas keamanan adat atau pecalang.

“Ada beberapa aturan yang sudah disepakati dengan banjar yang akan jadi acuan kami. Kondisi emergency akan dikawal banjar sekitar pintu akses itu,” ungkapnya.

Meski ditutup sementara, ia mengungkapkan jika pihak pengelola tetap menyiagakan petugas patroli yang juga bertugas menjaga sarana dan prasarana setempat.

“Rata-rata per hari, tol pertama di Indonesia yang dibangun di atas perairan itu dilintasi oleh 45.213 kendaraan selama tahun 2015. Diperkirakan potensi pemasukan yang hilang karena penutupan sementara itu mencapai sekitar Rp275 juta,” demikian Rismarture.

Artikel ini ditulis oleh: