Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juni 2017 mencapai USD10,01 miliar atau turun 27,26% dibanding Mei 2017. Jumlah tersebut juga turun sekitar 17,21% jika dibanding periode sama tahun sebelumnya. enurunan nilai impor tersebut disebabkan karena turunnya nilai impor migas dan nonmigas. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Upaya mengurangi kelebihan kapasitas di Pelabuhan Tanjung Priok serta strategi pengembangan wilayah sebagai pemacu ekonomi, pemerintah telah menetapkan rencana pembangunan Pelabuhan baru yang ditarik ke Patimban, Subang Jawa Barat.

Proyek yang menjadi program prioritas pemerintah dan berada dibawah tanggungjawab Kementerian Perhubungan ini diperkirakan akan menelan dana investasi Rp 43,2 Triliun, dan diharapkan kontruksi pada 2018 serta operasi tahap pada 2019.

“Pembangunan pelabuhan ini tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan dan sinergi dari berbagai pihak baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta, dan juga dukungan masyarakat sekitar agar proyek nasional ini dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai target yang telah ditetapkan sehingga pada akhirnya dapat menekan biaya logistik nasional,” kata Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Tonny Budiono beberapa waktu lalu.

Berdasarkan laporan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) pada semester I 2017, proyek ini telah mengantongi Izin Lingkungan sejak 28 Februari 2017. Kemudian Penetapan Lokasi oleh Gubernur Jawa Barat telah diterbitkan pada 13 April 2017.

Adapun Skema pendanaan untuk Tahap 1 akan dilakukan dengan APBN dengan pinjaman luar negeri (ODA Loan).
Tahap 2 dan 3 berpotensi menggunakan skema KPBU.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid