Pelabuhan Rotterdam di Belanda, yang merupakan pelabuhan terbesar di Eropa - foto X

Rotterdam, Aktual.com – Pelabuhan terbesar di Eropa, Rotterdam, tengah bersiap menghadapi potensi konflik dengan Rusia dengan menyediakan dermaga khusus bagi kapal-kapal yang membawa kargo militer, serta merencanakan rute logistik jika terjadi konflik atau perang terbuka dengan Rusia.

Dilansir dari Kyiv Independent, saat ini terminal peti kemas di Pelabuhan Rotterdam sedang dirancang untuk pemindahan amunisi yang aman, dan latihan amfibi akan diadakan beberapa kali dalam setahun. Termasuk mulai melakukan pemetaan rute logistik untuk transfer senjata, serta melakukan koordinasi dengan  Pelabuhan Antwerp di negara tetangga, Belgia, Financial Times melaporkan pada Selasa (8/7), waktu setempat.

Keputusan ini diambil saat NATO semakin sering memberi peringatan risiko perang skala besar dengan Rusia dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Pelabuhan Rotterdam sebelumnya telah menangani pengiriman senjata, namun untuk pertama kalinya mereka akan menetapkan dermaga khusus untuk keperluan militer NATO. Khusus untuk pasokan logistik militer akan dikoordinasikan dengan Pelabuhan Antwerp.

Kepala Eksekutif Otoritas Pelabuhan Rotterdam Boudewijn Siemons juga mendesak Uni Eropa untuk menimbun tidak hanya bahan bakar minyak, tetapi juga sumber daya utama seperti tembaga, litium, dan grafit.

”Jika sejumlah besar barang militer harus dikirim, kami akan mencari Antwerp atau pelabuhan lain untuk mengambil alih sebagian kapasitas, atau sebaliknya,” lanjut Siemons. Ia menambahkan, bahwa tidak semua terminal dilengkapi untuk menangani kargo kelas militer, sehingga koordinasi logistik menjadi penting, terutama untuk pengiriman dari AS, Inggris, dan Kanada.

Pada Mei lalu, Kementerian Pertahanan Belanda mengonfirmasi bahwa dermaga pelabuhan akan dialokasikan untuk perlengkapan militer atas permintaan NATO. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh sekutu Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada AS untuk logistik pertahanan.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan bahwa Rusia telah memproduksi amunisi beberapa kali lebih banyak dalam tiga bulan terakhir daripada semua negara anggota NATO dalam setahun.

Sekjen Nato Mark Rutte berkali-kali memperingatkan Eropa untuk bersiap menghadapi Rusia – foto X

”Kita menghadapi tantangan geopolitik yang sangat besar. Pertama-tama, Rusia sedang membangun kembali dirinya dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah baru-baru ini,” ungkap Rutte.

”Mereka kini memproduksi amunisi tiga kali lebih banyak dalam tiga bulan dibandingkan dengan jumlah amunisi yang diproduksi seluruh NATO dalam setahun,” kata Rutte lagi.

Anggaran belanja militer Rusia sendiri juga melonjak di tengah invasi besar-besarannya ke Ukraina. Menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis, anggaran pertahanan Moskow tahun 2024 naik 42 persen secara riil, mencapai 462 miliar dolar AS, melampaui total gabungan anggaran militer semua negara di Eropa.

Rutte juga mengungkapkan kalau pada akhirnya Ukraina jatuh, maka Rusia akan terus ke arah barat atau ke Eropa. Bukan hanya itu, pada Sabtu (5/7) lalu, Rutte juga memperingatkan bahwa tindakan militer China terhadap Taiwan dapat mendorong Beijing untuk mendorong Rusia agar membuka front kedua melawan negara-negara NATO, tujuannya untuk memecah konsentrasi NATO membela Taiwan.

Rutte juga berulang kali memperingatkan bahwa Rusia dapat membangun kembali kemampuan militernya secara cepat untuk menimbulkan ancaman langsung terhadap wilayah NATO, sehingga ia mendesak pemerintah sekutu untuk bertindak cepat dan tegas.

(Indra Bonaparte)