“Pembuatan game sempat mengalami sejumlah kendala, seperti program script yang error hingga rekomendasi revisi dari Playstore, karena sofware yang kami pakai jadul,” terangnya.

Lebih lanjut Ahmad berharap, pemerintah dapat membantu produksi dan pengembangan game yang dilakukan para pelajar di Bengkulu.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid