Jakarta, Aktual.com – Pemerhati pendidikan Indra Charismiadji mengatakan pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang diajarkan di sekolah tak lagi relevan dengan perkembangan zaman.
“Berbicara mengenai pelajaran TIK zaman lampau, sudah tidak relevan lagi karena anak sekarang baru lahir saja sudah mengenal teknologi,” ujar Indra di Jakarta, Minggu (28/1).
Saat ini, banyak ilmu baru yang sudah menggantikan TIK itu sendiri, contohnya ada yang namanya pemrograman atau “coding” dan sains komputer.
“Kita dengan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN, menyentuh hal itu saja belum. Padahal Menkominfo Rudiantara sudah mendorong agar pelajaran ini masuk ke dalam kurikulum,” papar dia.
Dia menjelaskan jika pelajaran TIK pada masa lampau adalah belajar bagaimana cara mengoperasikan komputer dan menyelesaikan pekerjaan kantor, maka pelajaran TIK pada era ini adalah bagaimana cara menyelesaikan masalah.
“Anak sekarang tak perlu diajari lagi bagaimana cara mengoperasikan komputer, karena mereka memang penduduk asli dunia digital,” tambah dia.
Pelajaran komputer sains ataupun pemrograman yang saat ini sudah diajarkan di sekolah-sekolah di dunia. Bahkan, lanjut Indra, di Finlandia sendiri siswa belajar untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Sementara guru hanya fasilitator.
“Dari situ diharapkan bisa lahir aplikasi-aplikasi yang membuat kehidupan manusia jadi lebih baik. Bayangkan kalau ada tiap anak dalam setiap semester bikin satu aplikasi, maka akan ada jutaan aplikasi baru di Tanah Air.” Pelajaran mengenai komputer sains tersebut bisa dimulai sejak level dasar. Tidak perlu dimulai dengan menggunakan komputer tetapi bisa dimulai dari kertas, karena tujuannya untuk mengajari anak bagaimana mengatasi permasalahan yang ada.
Untuk itu, Indra mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk menyamakan persepsi dengan para guru TIK, bahwa TIK zaman lampau berbeda dengan zaman sekarang.
“Para guru TIK siap untuk belajar, jangan sampai kita ketinggalan dibandingkan negara lain. Jangan hanya yang ditambah pelajaran agama saja, tetapi pendidikan karakter dan lainnya kurang diperhatikan,” imbuh dia.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara