Jakarta, Aktual.co — Kesuksesan pelaksanaan irigasi di berbagai daerah di Tanah Air tergantung kepada pengawasan yang baik terhadap kelancaran penggunaan jaringan pengairan serta adanya dukungan dari teknologi informasi yang maju dan termutakhir.
“Bila kita berbicara irigasi secara keseluruhan maka kita memerlukan kesuksesan dari kegiatan monitoring, yang sangat memerlukan penggunaan teknologi informasi,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (8/6).
Untuk itu, ujar dia, perlu dilakukan penyempurnaan sistem irigasi yang telah diperhitungkan secara matang terlebih dahulu sebelum mengusulkan pembangunan jaringan irigasi baru.
Hal tersebut, lanjutnya, dinilai juga sejalan dengan modernisasi yang dilaksanakan yang bertujuan bagaimana memudahkan sistem operasi.
Ia mengungkapkan, khusus untuk irigasi besar yang memiliki luas minimal di atas 10.000 hektare, tidak pelak lagi harus memiliki “operation room”.
Sedangkan hasil yang diharapkan dari keseluruhan proses manajemen air dan modernisasi irigasi adalah didapatkannya kepastian waktu, peningkatan kualitas hasil konstruksi, serta pengerjaan yang lebih sederhana dan simpel.
“Mesti diingat, bahwa selama ini salah satu kelemahan kita adalah dalam hal ‘quality control’ (pengawasan kualitas),” jelas Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
Mudjiadi mengingatkan bahwa dalam jangka waktu lima tahun ke depan, pihaknya harus dapat meningkatkan sekitar 350.000 hektare lahan irigasi.
Namun, jelas dia, sebenarnya target ini lebih rendah dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang menargetkan peningkatkan 9 persen, atau setara dengan perhitungan peningkatkan seluas 650.000 ha.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pembangunan irigasi harus dilihat secara holistik. termasuk pembangunan bendungan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
“Kalau melihat satu persoalan itu harus holistik, kalau melihatnya satu-satu tempat, lalu tiba-tiba mengatakan belum jalan, saya tahu yang dikatakan di Sidrap,” kata Amran menanggapi keresahan masyarakat Sidrap karena lokasi pencanangan pembangunan irigasi di wilayahnya belum dibangun, Jumat (29/5).
Menurut dia, laporan masyarakat Sidrap telah diterima dan kemudian diberikan penjelasan bahwa pembangunan di wilayah terusan irigasi itu sudah mencapai 70 persen.
Di sela-sela kunjungannya di Universitas Hasanuddin, Kamis (28/5), Mentan mengatakan di seluruh Indonesia pembangunan fisik irigasi hingga kini sudah mencapai 800 ribu hektare. Padahal biasanya setiap tahun hanya sekitar 2.000 hektare.
“Ini baru empat bulan efektif sudah 800 ribu hektare, suatu lompatan yang luar biasa dilakukan teman-teman Kementerian Pertanian,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: