Petugas Bank Mandiri menunjukkan pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3). Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya dengan terapresiasi 0,27 persen atau 35 poin ke level Rp13.040 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat (18/3). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16.

Jakarta, Aktual.com —  Kendati laju inflasi April 2016 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka deflasi 0,45% dan sempat membuat rupiah rebound, namun pada perdagangan hari ini pelaku pasar tetap diminta waspada.

Pasalnya, masih banyak pelaku pasar yang bersikap wait and see terhadap laju rupiah pada Selasa (3/5) ini. Sehingga kondisi tersebut membuat laju rupuah cenderung tertahan.

“Sentimen yang silih berganti dengan cepat tersebut membuat laju rupiah rentan dengan perubahan. Sehingga membuat laju rupiah cenderung tertahan,” papar analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, dalam analisis hariannya, Selasa (3/5).

Dengan kondisi begitu, lanjut dia, membuat para pelaku pasar di pasar spot valuta asing masih menahan diri di hari kedua awal pekan ini.

Meski begitu, pihaknya tetap berharap laju rupiah dapat bergerak positif.
“Namun tetap mewaspadai jika terjadi sentimen yang dapat menahan penguatan lanjutan Rupiah itu,” ujarnya.

Untuk itu dari kondisi tersebut, dia memproyeksi rupiah akan berada di kisaran support di level Rp13.215 serta level resisten di Rp13.189. Namun, dia tetap meminta jangan pernah lelah mencermati sentimen yang ada terhadap laju Rupiah.

Kondisi positif tersebut memang akibat adanya rilis data ekononi tersebut. Terutmaa dari rilis data ekonomi kemarin yang direspon positif oleh para pelaku pasar.

Sebelumnya, rilisnya inflasi Indonesia 3,60% (YoY) atau berada di bawah konsensus yang memperkirakan Inflasi (YoY) Indonesia 3,78% berimbas pada penguatan rupiah pasca The Fed pada Rabu (27/4) mengindikasikan bahwa tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga, dan hari berikutnya Bank of Japan (BoJ) menolak stimulus lebih lanjut yang membuat yen naik.

“Tapi kondisi yang terjadi kemarin, meski harga minyak mentah mengalami penurunan, namun tidak sampai membuat laju USD menguat dan sebaliknya mengalami penurunan seiring melemahnya data-data ekonomi AS,” tandas Reza.

Untuk itu, dengan proyeksi positif dari data-data makro dalam negeri dan dibarengi dengan masih melemahnya laju USD sepertinya memberikan peluang yang baik bagi Rupiah untuk tetap bertahan di zona hijau. Sehingga, support rupiah bisa berada di level 13.198 dengan level resisten di angka 13.200.

“Tetapi ingat, tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah yang sewaktu-waktu bisa tertahan atau melemah lajunya,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka