Penyidik KPK Novel Baswedan saat tiba di RS Jakarta EYE Center (JEC), Jakarta, Selasa (11/4). Novel akan menjalani pengobatan mata akibat matanya disiram air keras oleh orang yang tidak dikenal di depan rumahnya. AKTUAL/Tino Oktaviano
Penyidik KPK Novel Baswedan saat tiba di RS Jakarta EYE Center (JEC), Jakarta, Selasa (11/4). Novel akan menjalani pengobatan mata akibat matanya disiram air keras oleh orang yang tidak dikenal di depan rumahnya. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Kasus penyerangan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan, tidak kunjung menemui titik terang siapa pelaku maupun aktor intelektual yang terjadi pada April 2017 lalu.

Pengamat Hukum Johnson Panjaitan, mengatakan bila dilihat dari pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pasca bertemu dengan Presiden Joko Widodo, setidaknya ada tiga hal.

“Orang yang survei, mengamat-ngamati, eksekutornya dan mastermind-nya,” kata Johnson usai menghadiri acara diskusi, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/8).

Tidak hanya itu, sambung dia, dari penjelasan itu juga mengisyaratkan bahwa bukti Polri untuk mengungkap kasus ini lemah. “Sampai bukti paling mendasar sidik jari saja hilang,” sebutnya.

Johnson menduga, belum terungkapnya kasus ini ada kemungkinan karena pelakunya ahli dan profesional. Hal ini bila dilihat dari awal perencanaan sampai eksekusi.

Bahkan, dari CCTV yang beredar, pelaku juga sudah memperhitungkan posisi cahaya terang dan gelap saat melakukan penyerangan. Wajah mereka pun tidak teridentifikasi.

“Jadi bukan hanya menghilangkan identitas, tapi terang gelap saat menyerang itu dihitung benar,” pungkas penasihat hukum Indonesia Police Watch (IPW) itu.

 

Laporan Novrijal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh: