Kartu BPJS palsu tampak depan (kanan) dan tampak belakang (kiri) diperlihatkan saat menggelar ekspos kasus penipuan dan pemalsuan kartu BPJS di kantor Polres Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/7). Polres Bandung Soreang berhasil menangkap satu pelaku berinisial "DD" dan mengamankan 27 kartu BPJS palsu dengan modus operandi sebagai anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Pelaku dikenai pasal 378 dan 263 KUH Pidana dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra/pd/16

Jakarta, Aktual.com – Industri asuransi kesehatan swasta sempat terpukul setelah lahirnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Pasalnya, banyak korporasi yang melepas kepesertaan di asuransi swasta.

Namun demikian, setelah mereka mendapatkan pelayanan asuransi kesehatan dari BPJS Kesehatan, kini terjadi pembalikan kepesertaan BPJS yang kembali memanfaaymtkan layanan asuransi kesehatan swasta.

Hal itu disampaikan Direktur Asuransi Sinarmas, Dumasi MM Samosir di Jakarta, Rabu (10/8). “Sekarang premi asuransi terus melanjutkan rebound ke atas, karena banyak peserta BPJS Kesehatan yang kembali lagi ke asuransi swasta,” tandas Dumasi.

Fenomena peralihan peserta BPJS Kesehatan untuk mendapatkan pelayanan dari swasta ini, jelas dia, telah mendorong peningkatan premi Asuransi Sinarmas.

“Banyaknya peserta BPJS yang kembali ke swasta menjadi faktor yang medorong kenaikan premi kami,” tutur Dumasi.

Menurutnya, tren peralihan peserta BPJS Kesehatan untuk menjadi nasabah asuransi swasta lebih dipengaruhi faktor pelayanan peserta asuransi kesehatan.

“Selama ini, karyawan yang menjadi peserta BPJS Kesehatan ternyata masih membutuhkan pelayanan seperti yang selama ini dilakukan swasta. Karena mereka nyaman dengan pelayanan sebelum di BPJS, dan kurang puas dengan pelayanan BPJS itu,” urai Dumasi.

Lebih jauh ia menegaskan, dengan adanya fenomena tersebut, membuat kinerja perusahaan pada semester pertama tahun ini bisa menikmati kembali pertumbuhan premi asuransi kesehatan hingga 19 persen secara year-on-year.

“Total premi asuransi kesehatan di Semester I-2016 yang berhasil kami himpun mencapai Rp540 miliar lebih,” imbuhnya.

Dengan demikian, kata dia, peralihan peserta BPJS Kesehatan tersebut diyakini mampu mendorong perolehan premi asuransi kesehatan di Asuransi Sinarmas mencapai Rp700 miliar untuk sepanjang 2016. “Kontribusi terbesar untuk total premi kami masih dari asuransi properti yang sebesar 45 persen,” tegas Dumasi.

Dumasi menyebutkan, hingga akhir Semester I-2016 total premi Asuransi Sinarmas sebesar Rp3,4 triliun. “Kami sangat optimistis total premi sampai akhir tahun ini bisa mencapai target yang sudah direncanakan perusahaan mencapai Rp5,1 triliun,” pungkas dia. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka