Jamaah haji Aceh kloter 12 saat tiba di Asrama Haji Embarkasi Aceh, Banda Aceh, Senin (31/7/2023). (FOTO ANTARA/Khalis Surry)
Jamaah haji Aceh kloter 12 saat tiba di Asrama Haji Embarkasi Aceh, Banda Aceh, Senin (31/7/2023). (FOTO ANTARA/Khalis Surry)

Jakarta, aktual.com –  Inspektur Jenderal Kementerian Agama (Kemenag), Faisal Ali Hasyim, mengumumkan bahwa skema pelayanan haji bagi kelompok lanjut usia (lansia) pada tahun 2024 Masehi atau 1445 Hijriah akan tetap sama dengan tahun 2023, yaitu tanpa adanya jamaah pendamping lansia.

“Sesuai kebijakan Menteri Agama, pada haji tahun 2024, pelayanan bagi jamaah lansia masih akan menggunakan skema yang sama seperti tahun ini. Apakah akan ada prioritas tambahan di masa mendatang, akan kita lihat,” ujarnya di Asrama Haji Embarkasi Aceh, ketika menyambut jamaah haji yang termasuk dalam kelompok terbang (kloter) BTJ-12 atau kloter terakhir haji Aceh.

Faisal menjelaskan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, telah menyatakan bahwa untuk penyelenggaraan haji tahun depan, kebijakan jamaah pendamping lansia akan tetap ditiadakan. Sebagai gantinya, pelayanan haji akan dioptimalkan melalui peran para petugas.

Saat ini, terdapat sekitar 5 juta orang calon jamaah haji yang terdaftar dalam daftar tunggu keberangkatan haji Indonesia, dengan rata-rata waktu keberangkatan sekitar 25 tahun ke depan.

“Dengan mengizinkan kebijakan pendampingan lansia, maka waktu keberangkatan bisa menjadi 37 tahun. Karena itu, Menteri Agama memutuskan untuk tetap tidak memberlakukan kebijakan pendampingan bagi lansia pada tahun depan,” jelasnya.

Faisal menambahkan bahwa dalam upaya mempercepat pelayanan haji tahun depan, Kemenag akan terus berupaya bekerjasama dengan DPR untuk segera menyelesaikan pembahasan penetapan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) 2024.

“Kuota haji untuk tahun 2024 sudah didapatkan, sama seperti tahun ini,” tambahnya.

Dia juga menyatakan bahwa secara umum pelayanan haji di Indonesia sudah berjalan dengan baik, termasuk akomodasi, transportasi, dan konsumsi selama berada di penginapan.

Namun, Faisal mengakui bahwa pelayanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) belum sepenuhnya ideal seperti yang diharapkan karena masih terdapat beberapa masalah dan kekacauan.

“Tentu saja, kami akan mengevaluasi hal ini untuk perbaikan di masa mendatang, terutama dengan Mashariq di Armina,” tutup Faisal Ali Hasyim.

Artikel ini ditulis oleh: