Pesawat Hercules jenis C140 A-1344 milik TNI AU jatuh di Wamena, pada Minggu (18/12). (ilustrasi/aktual.com - foto/antara)
Pesawat Hercules jenis C140 A-1344 milik TNI AU jatuh di Wamena, pada Minggu (18/12). (ilustrasi/aktual.com - foto/antara)

Magetan, Aktual.com – Jenazah Pelda Agung Sugihantono 39 tahun, yang gugur dalam kecelakaan pesawat Hercules C-130 A-1334 milik TNI AU di Wamena, Papua, dimakamkan di tempat pemakaman umum di kampung halamannya Desa Mranggen, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin (19/12).

Pemakaman dilakukan secara militer dan dipimpin langsung oleh Komandan Pangkalan Udara Iswahyudi Magetan Marsma TNI Andyawan M.P, setelah pengiriman jenazah dari Lanud Abdul Rahman Saleh Malang tiba di Lanud Iswahyudi Magetan.

Sebelum dimakamkan, jenazah disemayamkan di rumah duka untuk disalatkan. Keluarga sangat terpukul dengan kejadian yang membuat Pelda Agung gugur.

Usai disalatkan, jenazah langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat. Dalam pemakaman tersebut juga dilakukan tembakan salvo sebagai tanda pemakaman dilakukan secara militer.

“Hari ini, kami menerima jenazah Pelda Agung dan melakukan upacara pemakaman secara militer bagi Almarhum di daerah Lanud Iswahyudi, yakni di Maospati. Kami juga berdoa supaya Almarhum mendapat rahmat dan tempat yang baik di sisi-Nya serta keluarga yang ditinggalkannya tabah menghadapi cobaan,” ujar Marsma TNI Andyawan kepada wartawan.

Menurut dia, sesuai permintaan keluarga, maka Almarhum Pelda Agung dimakamkan di tempat pemakaman umum desa kelahiranya. Sebelum gugur, Pelda Agung Sugihantono berdinas di Lanud Abdul Rahman Saleh Malang.

“Selama bertugas, Pelda Agung dikeal sebagai pribadi yang baik dan merupakan sosok prajurit yang taat. Terkait investigasi, baik sementara maupun yang lebih mendalam, tentunya dari Mabes TNI AU sudah diperintahkan oleh Kepala Staf ada tim untuk menyelidikinya,” kata dia.

Ayah korban, Sumiran, mengaku sangat kehilangan atas kematian putranya tersebut. Hari Sabtu (17/12) sebelum tragedi pesawat Hercules yang ditumpanginya hilang kontak dan jatuh, Pelda Agung sempat berkomunikasi melalui telepon dengannya.

“Dalam telepon itu, dia bilang mau pulang ke Maospati dalam rangka mengantar anak-anaknya menghabiskan masa liburan sekolah di Magetan,” kata Sumiran.

Meski sangat terpukul, Sumiran dan istrinya, Giyem, mengaku tabah dengan peristiwa yang membuat Pelda Agung gugur saat bertugas. Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Linda dan dua orang anak yakni, Dea kelas 12 SMP dan Novian kelas tiga sekolah dasar.

Seperti diketahui, pesawat milik TNI AU jenis C-130 Hercules jatuh di Timika-Wamena, di Papua, Minggu (18/12) sekitar pukul 06.05 WIT. Pesawat tersebut berangkat dari Timika tujuan Wamena, ATD 05.35 WIT, dengan rencana tiba 06.13 WIT. Pesawat tersebut mengangkut 12 kru dalam rangka peningkatan kompetensi dari co-pilot menjadi kapten pilot.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu