Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/3). IHSG pada perdagangan Senin (28/3) ditutup melemah 53,4 poin atau 1,11 persen ke level 4.773,6. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/16.

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini diprediksi sudah tak lagi terpengaruh sentimen keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Sehingga diharapkan dapat melanjutkan tren penguatannya. Namun begitu, rupiah belum betul-betul mengalami apresiasinya, sehingga masih berharap pada sentimen Tax Amnesty.

“Jadi, seiring mulai meredanya dampak Brexit, rupiah di pasar spot antar valas yang sempat melemah hingga Rp13.550, ternyata berhasil berbalik menguat ke area Rp13.340. Namun dari kurs BI masih mengalami pelemahan,” tandas analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam analisis hariannya, Selasa (28/6).

Meski begitu, kata Reza, pelaku pasar kini berharap pada diundangkannya tax amnesty. “Selain meredanya dampak Brexit, pelaku pasar juga mencoba untuk optimis seiring akan disahkannya aturan tax amnesty,” ujar Reza.

RUU Pengampunan Pajak ini diharapkan, dapat mengimbangi dampak Brexit, sehingga berimbas positif pada penguatan Rupiah ditengah perkasanya USD (dollar AS) Indeks.

Sebelumnya, pihaknya menyebutkan, hasil polling Brexit langsung direspon pelaku pasar dengan mengakumulasi USD. Sehingga dampaknya, USD Indeks berhasil menguat 2.15% ke level 95.21 dan berimbas pada Rupiah yang terdepresiasi 1.20% di area 13.400.

Kondisi itu memang dianggapnya masih lebih baik, jika membandingkan pelemahan yang terjadi terhadap pounsterling (GBP) maupun penguatan yen Jepang (JPY).

“Keadaan ini kami perkirakan masih dapat terjadi dalam jangka pendek. Sehingga menyebabkan adanya pelemahan lanjutan pada laju rupiah. Support rupiah akan berada pada level 13.500, dan support Resisten di angka 13.450. Tetap cermati sentimen yang ada,” papar dia.

Sementara kondisi berbeda terjadibpada mata uang negara-negara regional lainnya. Di saat Rupiah mampu menguat, pergerakan mata uang Asean lainnya terlihat bergerak variatif.

Seperti dollar Singapura yang melemah 0.08%, ringgit Malaysia menguat 0.05%, baht Thailand menguat 0.02% serta peso Filipina melemah 0.49%.

“Makanya kini, pelaku pasar berharap pada sentimen dari domestik, terkait akan penyelesaian RUU tax amnesty. Untuk itu pelaku pasar minta agar dapat diputuskan secepatnya dan tidak ada penundaan,” ujar Reza.

 

Laporan: Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: