Ketua Pansus Pelindo II DPR Rieke Diah Pitaloka (kanan) bersama dengan Wakil Ketua Pansus Pelindo II Aziz Syamsuddin (kiri) melakukan pertemuan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Kantor BPK, Jakarta, Senin (16/11). Pertemuan tersebut bertujuan untuk meminta hasil audit investigasi BPK terkait permasalahan di Pelindo II, diluar pengadaan barang yang sekarang prosesnya sudah dalam penanganan kepolisian dan KPK. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/kye/15

Jakarta, Aktual.com – Panitia Khusus (Pansus) Angket DPR RI soal Pelindo II masih melanjutkan investigasi atas rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait perpanjangan Jakarta International Container Terminal (JICT) dan dana global bond. Ketua Pansus Pelindo II Rieke Diah Pitaloka, menyatakan bahwa akan ada konsekuensi hukum jika penggunaan dana global bond tidak sesuai dengan perjanjian yang tertera di circular offering atau prospektus.

“Dana global bond yang besar ini untuk proyek-proyek pelabuhan. Namun Pak Elvyn malah menggunakannya untuk membeli produk finansial karena beban bunga dan proyek-proyek pelabuhan tersebut masih sebatas kajian. Ini kan melanggar,” tuturnya saat rapat Pansus di DPR, Jakarta, Kamis (23/2).

Rieke pun berharap Direksi Pelindo II saat ini tidak terjerumus semakin dalam pada pusaran pelik Global Bond. “Ya, bunga global bond saja fantastis mencapai puluhan trilyun. Tentu bukan tanggung jawab Direksi saat ini. Tapi paling tidak jangan terlalu terjerumus terhadap kesalahan Direksi masa lalu,” katanya.

Direksi lama Pelindo II, sebutnya, diduga telah melakukan upaya penghapusan dokumen-dokumen historis terkait global bond Pelindo II karena data ini tidak dimiliki oleh Direksi baru dan perusahaan. Untuk itu, Rieke menuturkan, akan memanggil Direksi lama untuk meminta data-data global bond tersebut.

“Pansus punya kewenangan untuk memanggil Direksi lama. Jangan sampai ada yang menangguk keuntungan dari kasus di Pelindo II,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya, menyatakan pihaknya masih belum tahu sebab musabab adanya global Bond.

“Kami tunggu BPK agar dapat merekomendasikan perpanjangan JICT dan kami sayangkan pembayaran bunga besar Rp 1 trilyun per tahun untuk global bond Pelindo II. Jika ditanya kenapa ada Global Bond maaf kami tidak tahu,” ujar Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G Masassya.

Sementara itu, anggota Pansus dari Fraksi PAN, Nasril Bahar menuturkan, BPK tidak akan dapat mengeluarkan rekomendasi perpanjangan JICT.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid