Jakarta, Aktual.com – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mengicar laba bersih sebesar Rp305 miliar pada 2017 atau meningkat 60 persen dari laba bersih 2016, yaitu yang diperkirakan bisa mencapai Rp200 miliar.

“PT Pelni menargetkan laba Rp305 miliar atau naik 60 persen dari 2016,” kata Direktur Utama Pelni Elfien Guntoro dalam konferensi pers paparan rapat evaluasi perusahaan di Jakarta, Rabu (4/1).

Elfien mengatakan sepanjang 2016 perusahaan mencatatkan kinerja keuangan yang jauh membaik, yaitu terlihat dari peningkatan laba yang belum diaudit hingga November 2016 mencapai Rp195 miliar dibandingkan dengan laba bersih hingga akhir Rp2015, yaitu 119,7 miliar.

“Mudah-mudahan hingga akhir 2016, laba bersih setelah diaudit bisa mencapai Rp200 miliar,” ujarnya, berharap.

Elfien menuturkan pencapain tersebut karena pada 2016, pihaknya mendapatkan penugasan dari pemerintah, yaitu berupa 46 trayek kapal perintis dan pengoperasian program Tol Laut.

“Tol laut dimulai dengan tiga kapal, yang juga mencatatkan pencapaian signifikan bagi perusahaan,” ucapnya.

Selain itu, Elfien menuturkan pihaknya juga melakukan terobosan untuk efisiensi, contohnya yaitu menerapkan sistem tiket elektronik (online) dan sistem transaksi nontunai untuk pembelian bahan bakar.

“Sistem transaksi untuk pembelian BBM dengan Pertamina bisa mencapai Rp4 miliar sehari, jadi tidak perlu lagi pakai ‘cash’ (tunai),” tuturnya.

Sementara itu, dia mengatakan, strategi yang dilakukan untuk mencapai laba bersih Rp305 miliar tersebut, di antaranya mengoptimalkan kapal barang dibandingkan kapal penumpang dengan adanya program Tol Laut.

“Kami berawal dari kapal barang, kembali ke barang. Jadi, akan ada beberapa perbaikan, peremajaan, memodifikasi kapal penumpang ke arah kapal barang,” imbuhnya.

Elfien menambahkan mulai Januari ini sudah mulai beroperasi untuk Tol Laut karena sudah mulai berjalan dengan baik dilihat dari tingkat keterisian barang yang semakin naik.

“Terutama untuk ke arah Timur, kecuali ke Natuna tingkat keterisian barangnya terlihat tidak penuh karena kita menggunakan kapal besar, tidak bisa menggunakan kapal kecil karena ombaknya sangat besar,” katanya.

Melihat dari kinerja 2016, dia mengaku optimistis bisa mencapai laba bersih yang ditargetkan pada 2017 karena telah dimulai sejak awal tahun.

Sementara itu, lanjut dia, pada 2016 program Tol Laut cenderung terlambat karena baru dimulai pada Mei 2016 sebab terkendala kucuran dana Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk pembelian kapal.

“Akhirnya kita beli kapal sendiri dan beroperasi pada Mei 2016, ini yang menyebabkan pendapatan tidak maksimal, selain itu kita harus mengaudit kondisi kapal terlebih dahulu,” jelasnya.

Langkah kedua yang dilakukan, Elfien mengatakan, pihaknya juga akan menggenjot bisnis wisata dengan mengadirkan kapal pesiar atau “cruise” pada tahun ini.

Pasalnya, menurut dia, kontribusi dari kapal wisata saat ini masih terbilang rendah, yaitu sekitar Rp5 miliar sepanjang 2016.

“Bicara keuntungan, kontrbusi masih kecil yaitu Rp5 miliar dari total bisnis kita,” katanya.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan