Jakarta, Aktual.com — Laju IHSG pasca libur Idul Adha tidak kunjung membaik dan cenderung berada di zona merah. Pelaku pasar masih aktif dalam melakukan aksi jual, terutama pada saham-saham konsumer dan perbankan.

Meski OJK mengatakan kinerja perbankan masih akan dapat bertahan di tengah pelemahan nilai tukar tupiah, namun tidak cukup menahan aksi jual pada saham-saham perbankan.

“Menurut kami kinerja dari perbankan tidak hanya ditentukan oleh faktor rupiah semata. Karena dengan pelemahan nilai tukar rupiah tentu kinerja perbankan akan terimbas secara tidak langsung,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.

Lebih lanjut dikatakan dia, kinerja pada debitur akan terganggu dan akan berimplikasi pada kualitas kredit yang dimilikinya.

Saham 3Diva pun terkena aksi jual, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang turun 11,52 poin, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang turun 6,05 poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang turun 3,39 poin.

“Di sisi lain, laju bursa saham Asia yang cenderung mengalami pelemahan turut memberikan sentimen negatif sehingga pelaku pasar lebih memlih menjauhi pasar,” jelas dia.

Pada perdagangan Senin (28/9) IHSG diperkirakan Reza berada pada rentang support 4.160-4.175 dan resisten 4.235-4.243.

Dengan tertutupnya utang-utang gap, maka seharusnya cukup amunisi bagi IHSG untuk dapat berbalik arah menguat. Namun, masih ada hambatan dari rupiah yang tidak dijaga penurunannnya sehingga membuat peluang kenaikan IHSG menjadi samar-samar.

“Meski kami mengharapkan adanya penguatan namun, tetap mewaspadai kemungkinan peluang pelemahan lanjutan. Untuk itu, tetap cermati sentimen yang ada,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan