Washington, Aktual.com – Peluru kendali Hellfire milik Amerika Serikat, ditemukan di Kuba setelah hilang dalam kegagalan, yang membuat pejabat adidaya itu mengkhawatirkan teknologi tersebut diserap Tiongkok, Rusia atau Korea Utara, kata “Wall Street Journal” pada Jumat (8/1).

Meskipun peluru kendali tersebut tidak membawa hulu ledak, pengalihan menggelisahkan selama pengirimannya dari Eropa mendorong penyelidik Amerika Serikat menyelidiki apakah kedatangannya di pulau komunis itu hasil dari kejahatan atau hanya serangkaian kesalahan, kata surat kabar itu.

Meskipun terjadi hubungan hangat bersejarah dengan kuba sejak tahun lalu, Washington belum berhasil mendapatkan peluru kendali itu kembali, kata “Wall Street Journal” mengutip sumber, yang tidak menyebutkan namanya.

Tulisan itu melaporkan bahwa pejabat Amerika Serikat tidak khawatir jika Kuba membongkar Hellfire itu, peluru kendali udara ke darat dan biasa dibawa helikopter, namun khawatir jika Havana membagi teknologinya dengan pesaing Amerika Serikat, yaitu Tiongkok, Rusia dan Korea Utara.

Perjalanan jauh misil itu dimulai pada awal 2014 saat dikirimkan dari bandara internasional Orlando oleh perusahaan senjata Lockheed Martin menuju Spanyol, tempatnya digunakan dalam pelatihan militer NATO.

Dari Spanyol, misil itu memulai perjalanannya yang seharusnya kembali ke Amerika Serikat, dan melewati sejumlah perusahaan pengiriman di tahap pertama perjalanannya.

Havana Pejabat pengatur penerbangan pembawa misil tersebut keluar dari Madrid adalah pihak pertama yang menyadari misil tersebut tidak ada, kata Jurnal.

Mereka kemudian memastikan bahwa misil tersebut telah dimasukkan dalam sebuah truk yang dioperasikan oleh Air France, yang membawanya ke bandara Charles de Gaulle di Paris dimana itu akan dimasukkan dalam salah satu penerbangannya ke Kuba.

Pada saat misil tersebut berhasil dilacak, misil itu berada dalam perjalanan menuju Havana dimana seorang pejabat mengenali tanda yang ada di peti tersebut kemudian menyitanya.

Lockheed Martin menginformasikan Departemen Luar Negeri terkait insiden itu ketika mereka menyadari misil tersebut hilang pada sekitar Juni 2014, WSJ melaporkan.

Departemen Keadilan Amerika Serikat sedang menyelidiki permasalahan itu.

Jika misil tersebut dialihkan ke Havana dengan sengaja, insiden itu dapat menjadi sebuah pelanggaran Ketentuan Pengendalian Ekspor Persenjataan dan bahkan akan memberikan sanksi hukum kepada Kuba, Jurnal mengatakan.

Pengiriman misil yang ceroboh itu datang bersamaan dengan Washington bekerja bersama Havana untuk membangun pengembalian hubungan diplomasi penuh mereka, sebuah gerakan yang diumumkan pertama kali pada Desember 2014.

Amerika Serikat dan Kuba secara resmi mengembalikan hubungan diplomatis mereka pada Juli dan membuka kembali kedutaan di ibu kota masing-masing.

Obama mengatakan dia telah membuat keputusan itu karena dia menyimpulkan bahwa usaha untuk membuat perubahan ekonomi dan demokrasi di Kuba selama 50 tahun pengasingan telah gagal.

Itu juga datang pada saat Amerika Serikat memberikan tekanan lebih kepada Korea Utara atas dugaan uji coba bom hidrogen pada bulan ini, dan dengan Washington yang berselisih dengan Moskow dan Beijing atas sejumlah isu mulai dari isu perang saudara di Suriah dan konflik di Ukraina hingga kebebasan bernavigasi di Laut Tiongkok Selatan.

Artikel ini ditulis oleh: